Sejumlah pemimpin Irak termasuk Perdana Menteri Nuri Kamal al-Maliki mengirimkan ucapan belasungkawa. Begitupun para tokoh di Iran seperti pemimpin spiritual Ayatullah Ali Khamenei. Ulama berumur 75 tahun ini dihormati karena selama ini dikenal sebagai figur yang kerap membela kaum tertindas.
Figur yang dihormati di Timur Tengah ini wafat pada Ahad (4/7) kemarin di sebuah rumah sakit akibat menderita sakit berkepanjangan. Prosesi pemakaman dihadiri lebih dari sepuluh ribu orang itu merupakan yang teramai dan terbesar di Beirut Selatan, yang merupakan markas Hisbullah, semenjak tewasnya pemimpin Hamas Abbas al-Mussawi pada 1992.
Sepertihalnya Mussawi yang tewas dibunuh agen-agen intelijen Israel, Ayatullah Fadlallah kerap mengkritisi kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah. Ia semisal menghujat serangan Amerika Serikat ke Irak pada 2003 dan hubungan Washington dengan Tel Aviv. Alhasil Gedung Putih pun memasukan Fadlallah ke dalam daftar pendukung terorisme.
Sejak 1980-an sejumlah media Barat kerap mencap Fadlallah sebagai penasihat spiritual Hisbullah, kelompok militan Islam yang bercokol di Libanon. Tudingan itu sertamerta ditampik Fadlallah dan juga Hisbullah. Padahal sejatinya ulama kelahiran Najaf, Irak, itu justru rajin menggalakkan hidup berdampingan antara berbagai komunitas yang berbeda di Libanon.
Ia juga mewariskan banyak karya tulis mengenai Islam dan sejumlah besar yayasan amal dan pendidikan. Karena itulah ulama yang hijrah dari Najaf ke Libanon pada usia 30 tahun ini selalu menjadi panutan dan pendukung gerakan perlawanan Islam di Libanon. Pemerintah Libanon menetapkan Selasa (6/7) sebagai hari berkabung nasional.
| ASSOCIATEDPRESS | ALJAZEERA | ANDREE PRIYANTO