TEMPO Interaktif, Tokyo -Perdana Menteri Jepang Naoto Kan meminta maaf kepada seluruh penduduk Okinawa atas perhatiannya terhadap pangkalan militer Amerika Serikat yang berada di pulau tersebut. Hal itu disampaikannya kala berkunjung ke Okinawa hari ini.
Kan naik ke tampuk kekuasaan awal bulan ini menggantikan Yukio Hatoyama, yang lengser setelah meruyaknya tekanan publik karena kegagalan mewujudkan suatu janji kampanye pemilunya yang akan memindahkan sebuah pangkalan udara Amerika di bagian selatan pulau itu. Di sana terdapat sekitar separuh dari 49 ribu personel militer Amerika di Jepang.
Sengketa kemana untuk merelokasi pangkalan udara Marinir AS Futenma itu telah mengganggu Washington dan Tokyo sebagai sekutu dekat yang berupaya untuk mengatasi Korea Utara yang tak terduga dan suatu kebangkitan Cina.
Hal ini juga merugikan popularitas partai berkuasa, Partai Demokrat Jepang (DPJ) dengan para pemilih menjelang pemilihan umum Majelis Tinggi pada 11 Juli mendatang, yang membutuhkan kemenangan untuk kelancaran kebijakan, termasuk upaya mengekang utang publik yang besar.
"Saya mengucapkan terima kasih untuk kenyataan bahwa beban ini memberikan kontribusi terhadap perdamaian dan keamanan di kawasan Asia-Pasifik," kata Kan pada sebuah upacara di Okinawa, untuk memperingati ulang tahun ke-65 dari Pertempuran Okinawa pada akhir Perang Dunia II, yang menewaskan 150 ribu pria, wanita dan anak-anak penduduk Okinawa. “Saya berjanji secara serius mencoba semua upaya untuk mengurangi beban Okinawa terkait basis pangkalan militer Amerika dan mengeliminasi terkait bahayanya.”
Dalam kunjungan pertamakalinya ke Okinawa sebagai perdana menteri, Kan berpidato di sebuah taman peringatan di mana terdapat deretan batu hitam yang diukir dengan nama-danam mereka yang gugur dalam pertempuran selama 82 hari -warga sipil dan tentara dari kedua belah pihak.
Reuters/dwi arjanto