Nicolas Cocaign, 38 tahun, terancam hukuman seumur hidup atas tuduhan membunuh dan menganiaya Thierry Baudry, 41 tahun, di dalam sel di Kota Rouen, Prancis.
Cocaign, yang membenarkan tuduhan tersebut tetapi menolak bertanggung jawab, akhirnya mengaku menyerang Baudry setelah keduanya adu mulut akibat masalah kebersihan.
Marah karena Baudry selalu menutup toilet yang mereka pergunakan berdua dengan kertas, Cocaign mengecam Baudry pada Januari 2007. Menurut Cocaign, Baudry merespons kemarahan Cocaign dengan ‘tatapan jijik yang sangat menghina’.
Keduanya akhirnya berkelahi. Cocaign setidaknya memukul muka dan perut Baudry 12 kali sebelum menusuk Baudry dengan gunting.
Cocaign, ayah dari dua anak yang ditahan atas tuduhan perampokan bersenjata, setelah itu membekap Baudry dengan kantong sampah sebelum memakannya.
Awalnya, Cocaign mengaku terpesona dangan kepribadian Baudry dan ingin merenggut jiwa Baudry. Namun, di kemudian hari, Cocaign mengaku ia ‘penasaran apa rasa Baudry’.
Cocaign pertama kali mencoba menggigit paru-paru Baudry karena mengira itu adalah hati Baudry. Ia memotong paru-paru tersebut dengan tulang iga Baudry.
Aksi barbar tersebut disaksikan rekan satu sel Cocaign dan Baudry, David Lagrue, 36 tahun. Lagrue sempat mencoba melerai Cocaign dan Baudry ketika keduanya berkelahi.
Lagrue sangat trauma atas kejadian tersebut sehingga ia bunuh diri di penjara lain pada November 2009.
Fabien Picchiottino, penasihat hukum Cocaign, mengatakan kepada pengadilan bahwa kliennya mengalami ‘masalah psikologi yang sangat berat’. Picchiottino juga menilai Cocaign seharusnya berada di ‘rumah sakit jiwa, bukan di penjara’.
Menurut Picchiottino, Cocaign ditelantarkan ibunya saat masih kecil. Cocaign pun dibesarkan orang tua angkat.
Cocaign terpaksa masuk rumah sakit jiwa tiga kali antara tahun 1997 sampai 2007. Ia masuk rumah sakit jiwa karena memaksa istrinya melakukan seks sadomasosistik.
Pada 2006, Cocaign juga dituding mencoba memperkosa seorang wanita ketika ia membawa senjata. “Berbagai usaha untuk membawanya ke rumah sakit jiwa setelah kejadian-kejadian tersebut telah dilakukan, tetapi gagal,” ujar Picchiottino.
Cocaign hadir dalam sidang dengan baju hangat warna merah dibalut jaket biru-putih. Ia memiliki tato di sekujur dahi dan pipinya.
Usai pembunuhan tersebut, Cocaign mengatakan kepada polisi: “Saya memakan jantungnya untuk merenggut jiwanya.” Akan tetapi, Cocaign ternyata memakan paru-paru Baudry.
Ibu Baudry, Jacqueline Baudry, mengatakan, “Saya ingin Cocaign melihat muka saya dan mengatakan kepada saya kenapa ia membunuh anak saya serta menjelaskan kepada saya mengapa ia memakan paru-parunya. Saya ingin ia menebusnya.”
“Thierry adalah orang yang sangat lembut. Banyak orang mengambil keuntungan darinya. Hari ini, saya sangat merindukannya,” lanjut Jacqueline.
Baudry dipenjara karena penganiayaan dan serangan seksual.
Sidang dengan terdakwa Cocaign kemungkinan akan sampai pada pembacaan vonis pada Kamis malam.
DAILYMAIL| KODRAT SETIAWAN