TEMPO Interaktif, Beijing - Jumlah korban tewas akibat banjir minggu ini di Cina selatan naik hingga 90 jiwa pada hari Sabtu, dan 1,4 juta orang diungsikan saat wilayah terendam bersiap untuk badai yang lebih berat.
Lima puluh orang juga hilang di sembilan provinsi dan wilayah di bagian selatan Cina, kata kantor pengendalian banjir negara itu. Ketinggian air telah melewati tingkat yang aman di puluhan sungai, termasuk Sungai Pearl di jantung daerah manufaktur Cina.
Cuplikan siaran China Central Television Sabtu memperlihatkan orang-orang terdampar di atas atap rumah yang hampir sepenuhnya terendam.
Para tentara melewati air kecokelatan untuk membawa siswa dari sekolah dasar di kota Nanping, Fujian. Lebih dari 1.000 orang diungsikan dari sekolah Sabtu pagi setelah terjebak oleh jalan yang banjir.
Pada pukul 08:00 Sabtu, 5,5 juta orang telah menjadi korban, termasuk mereka yang cedera dan kehilangan harta benda, kata pejabat kantor pengendalian banjir.
Wakil Direktur Kantor Pengendalian Banjir mengatakan lebih dari 1,4 juta penduduk telah dievakuasi dari daerah dataran rendah sejak Kamis, surat kabar China Daily melaporkan.
Tiga puluh lima orang tewas akibat tanah longsor yang disebabkan oleh hujan lebat, menurut Kantor Berita Xinhua, Sabtu. Kantor pengendalian banjir kepada Associated Press tidak memastikan apakah angka itu termasuk dalam korban tewas secara keseluruhan.
Xinhua mengutip pejabat setempat dan mengatakan 25 orang merupakan korban tanah longsor yang terjadi Jumat malam di provinsi Fujian.
Pusat Meteorologi Nasional memperingatkan hujan lebat di wilayah ini hingga Minggu sore.
Badai kuat telah meruntuhkan bendungan, sungai meluap, tanah longsor dan menyebabkan listrik padam, jalan raya rusak, kata situs badan pemulihan bencana.
China Daily melaporkan sembilan pejabat lokal di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang telah dihukum karena melalaikan tugas dalam pekerjaan banjir, termasuk pengawas bendungan yang tertangkap sedang bermain poker.
AP | EZ