Kedua negara itu tidak bisa lagi menentang berlanjutnya isolasi oleh Israel terhadap wilayah seluas 360 kilometer persegi itu. Apalagi setelah insiden penyerbuan kapal bantuan kemanusiaan Mavi Marmara Senin dua pekan lalu. Kasus itu menewaskan 19 orang dan mencederai 36 lainnya.
Menurut seorang mantan diplomat senior Arab, peristiwa itu menempatkan Mesir dan Yordania di posisimustahil. “Tidak mungkin Anda bertahan di posisi menentang upaya mendobrak blokade Gaza, khususnya ketika orang-orang terbunuh,” katanya.
Israel dan Mesir menutup perbatasan mereka dengan Gaza sejak tiga tahun lalu untuk menghukum Hamas yang dicap organisasi teroris. Namun setelah kasus Mavi Marmara, Kairo membuka gerbang Rafah dan Tel Aviv melonggarkan blokade.
Washington Post/Faisal Assegaf