Stasiun televisi Turki NTV melaporkan undangan itu merupakan saran dari Khalid Misya'al, Kepala Biro Politik Hamas di Damaskus, Suriah. “Nasrallah akan segera melawat ke Turki dan meninggalkan Libanon dengan kawalan Garda Revolusi Iran karena khawatir Israel akan membunuh dia,” kata NTV dalam laporannya.
Pemerintah Turki tidak membebnarkan atau membantah berita itu. Menurut Misya'al pertemuan Erdogan dan Nasrallah dapat menaikan popularitas Turki di kalangan negara-negara Arab.
Ketika insiden Mavi Marmara, Nasrallah memuji tindakan pemerintah dan rakyat Turki. “Kita seharusnya menyambut dan mendukung posisi Turki,” katanya. Hubungan Turki dan Israel terancam bubar setelah penyerbuan di atas kapal kemanusiaan berbendera Turki itu. Kerja sama kedua negara terus mmemburuk setelah agresi Israeke Jalur Gaza awal tahun lalu.
Daily Star/Faisal Assegaf