Sang putra, Kim Jong-nam, telah lama menjadi fokus spekulasi tentang siapa yang akhirnya bakal mengambil kepemimpinan di negeri tertutup yang bersenjata nuklir itu. Para pengamat bakal memelototi lebih banyak petunjuk dari misteri suksesi kala Korea Utara menggelar sidang kedua parlemen, yang jarang dilakukan, kemarin.
Sesi sidang itu terjadi hanya beberapa hari setelah Korea Selatan secara resmi meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menghukum Korea Utara atas dugaan penenggelaman kapal perang Korea Selatan, Cheonan, yang menewaskan 46 pelaut. Pyongyang telah membantah tudingan soal penyerangan kapal, dan Ahad lalu, mengangkat masalah itu di PBB disebut "suatu provokasi yang tak bisa ditoleransi".
Dalam edisi kemarin, koran Joong Ang Ilbo melaporkan bahwa putra sulung Korea Utara itu menolak menjawab pertanyaan seputar tenggelamnya kapal Cheonan. "Cheonan? Saya tak tahu. Tolong berhenti," ujarnya singkat.
Harian itu mengikuti Jong-nam, yang kepergok di kota judi Makao, tempat dia telat sarapan dengan seorang perempuan muda di Hotel Altira. Koran itu mencegatnya di elevator, dan sebuah foto menunjukkan bahwa putra Jong berperut gendut, klimis, bercelana jins, berkemeja biru ketat, dan bersepatu Italia biru suede.
Jong Nam, 39 tahun, satu dari tiga putra Kim Jong-il, 68 tahun. Dia sempat difavoritkan menggantikan ayahnya, tapi kemudian tak dijagokan karena pergeseran gaya hidupnya. Pada 2001, dia kepergok mencoba masuk ke Jepang dengan paspor palsu Dominika demi pelesiran ke Disney Tokyo.
Sejumlah pengamat intelijen Korea Selatan kini yakin ayahnya bakal mengangkat putra bungsunya--Jong-un--sebagai penggantinya. Laporan-laporan yang belum dikonfirmasi menulis bahwa Jong-un didesak pendukung kakaknya di Korea Utara dan telah merencanakan pembunuhan, memintanya untuk mempertimbangkan mencari suaka.
Namun, seperti dikutip Joong Ang Ilbu, Jong-nam membantah laporan-laporan itu dan mengatakan dia tak berniat pergi dari negerinya. "Saya tak punya rencana pindah ke Eropa. Mengapa harus kulakukan?" tanyanya. "Aku bisa pergi ke sana untuk sebuah liburan, tapi saya pikir itu hanya isu." Dia juga mengatakan ayahnya "baik-baik saja". Kasus Cheonan kini beranjak ke Dewan Keamanan PBB. Mereka bisa menetapkan sebuah resolusi dengan atau tanpa sanksi-sanksi baru atas Korea Utara.
AP | dwi arjanto