TEMPO Interaktif, Militan al-Shabab memborbadir istana presiden Somalia, sedikitinya 14 orang tewas. Pasukan pemerintah didukung pasukan perdamaian Uni Afrika membalas serangan yang terinspirasi oleh kelompok al-Qaidah tersebut.
Saat serangan berlangsung, Presiden Sheikh Sharif Ahmed tidak berada di tempat, dia sedang di Turki untuk mengikuti konferensi perdamaian.
Para militan juga menyerang utara ibu kota Shibis dan distrik Bondhere. Pertempuran dilaporkan berlangsung sangat sengit.
Seorang warga di Mogadishu mengatakan, di antara korban tewas terdapat lima anggota dalam satu keluarga saat tembakan mortir menghantam rumah mereka. Dia menyaksikan tubuh para korban tergeletak.
"Warga sipil yang tewas dalam bentrok bersenjata semalam mencapai 11 orang, kemungkinan bisa bertambah karena pemberontak menggunakan mortir." kata Mohamed Ali Idle, pejabat keamanan pemerintah Somalia.
Sementara itu saksi mata penduduk setempat Abdirahman Ise mengatakan, "Pertempuran sangat keras terjadi di Bondhere dan Shibis. Banyak orang tewas dan saya melihat lima anggota keluarga tewas ketika mortir menghantam rumah mereka, sejumlah orang juga terluka."
Juru bicara pasukan Uni Afrika mengatakan, mereka memutuskan melawan para kaum militan.
"Rakyat perlu mengerti apa yang dimandatkan kepada kami, keberadaan kami di sini untuk melindungi lembaga transisi federal Somalia dan kami juga punya garis batas," kata Mayor Barigye Ba-hoku.
Dalam konferensi di Instanbul, sekeretaris jenderal PBB Ban Ki-moon menyampaikan kepada negara-negara donor mendukung pemerintah Ahmed.
Sheikh Ali Mohamoud Rage, juru bicara senior kelompok militan, mengklaim serangan Ahad tersebut berhasil menewaskan lusinan pasukan pemerintah.
"Para pejuang kami menyerang tempat-tempat yang dikuasai pasukan pemerintah. Kami berhasil menewaskan lusinan pasukan mereka dan semalam menguasai barak-barak mereka," katanya.
BBC | AL JAZEERA | CHOIRUL