TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebuah pesawat penumpang melampaui landasan pacu, menabrak sebuah hutan dan terbakar di India barat daya, menewaskan 158 orang.
Pesawat Air India yang membawa 160 penumpang - termasuk 19 anak-anak dan empat bayi - dan enam awak meluncur di landasan pacu saat hujan deras di Bandara Mangalore sekitar pukul 06:30 waktu setempat.
Para pejabat mengatakan delapan orang selamat dan membantah laporan sebelumnya bahwa salah satu korban meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Api terlihat menyala dari reruntuhan saat petugas pemadam kebakaran berjuang untuk mengendalikan api.
Dua pekerja penyelamatan terlihat berlari menaiki bukit membawa seorang gadis muda yang ditutupi busa. Dia kemudian dirawat di rumah sakit karena luka bakar parah.
Penolong lain mengeluarkan sejumlah tubuh terbakar dari kabel kusu pesawat, logam yang memuntir dan pohon hangus terbakar di lokasi kecelakaan.
Banyak korban tewas masih terikat di kursi mereka. Tubuh mereka hangus tak bisa dikenali.
Keluarga korban, yang datang ke bandara untuk menemui mereka, terlihat menangis di dekat reruntuhan.
"Pesawat bergetar terbagi menjadi dua," kata korban selamat Pradeep kepada televisi CNN-IBN.
Dia mengatakan pendaratan awal pesawat halus pada awalnya, tetapi kemudian berkembang api kecil dan ledakan memicu api yang lebih besar.
Teknisi itu menambahkan bahwa ia berhasil melompat dari pesawat dan dibantu oleh warga yang bergegas ke tempat kejadian untuk membantu mencari korban.
Saksi mata mengatakan, pesawat mendarat di landasan dengan benar, tapi tidak berhenti di aspal yang basah dan meluncur di tepi jurang di ujung landasan.
Koresponden Sky Asia Alex Crawford mengatakan Bandar Udara Mangalore terletak di daerah perbukitan dan dianggap salah satu bandara yang paling sulit untuk dinavigasi.
Memiliki landasan pacu yang berakhir di lembah membuat kecelakaan yang tak terelakkan jika pesawat melampauinya.
Crawford menambahkan: "Ketepatan terbang di sini adalah penting, tidak ada ruang untuk kesalahan."
Pesawat Boeing 737-800 itu dipiloti oleh warga negara Inggris, 55 tahun, asal Serbia, yang dianggap sangat berpengalaman dan telah mendarat di landasan pacu sebelumnya.
Bandar udara ini mengatakan tidak menerima panggilan bahaya dari pilot pesawat terbang maskapai penerbangan murah itu untuk mendarat.
Ada yang menyatakan ledakan ban setelah pendaratan, dan kondisi cuaca buruk mungkin menyebabkan insiden itu.
Kecelakaan itu diyakini yang terburuk di India sejak pertengahan November 1996 saat tabrakan udara antara pesawat Saudi dan pesawat kargo Kazakh dekat New Delhi yang menewaskan 349 orang.
Perdana Menteri India Manmohan Singh telah menyatakan belasungkawa dan menjanjikan kompensasi bagi keluarga korban.
Boeing mengatakan akan mengirim tim untuk memberikan bantuan teknis terhadap penyelidikan kecelakaan oleh pemerintah.
SKY NEWS | EZ