Nato's International Security Assistance Force atau Isaf, Rabu waktu setempat, mengatakan "Tujuh pemberontak tewas selama serangan berlangsung di Bagram. Mereka menyerang menggunakan roket, senjata laras pendek, dan granat. Lima anggota terluka."
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut seraya mengatakan 20 pelaku bom bunuh diri ambil bagian dalam serangan yang dimulai malam hari.
Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, mengatakan "Empat pelaku bom bunuh diri meledakkan bom yang dililitkan di tubuhnya dan bertempur di pangkalan."
Bagram, tak jauh dari ibu kota Kabul, merupakan salah satu pangkalan militer di Afganistan dan markas militer utama Amerika Serikat, serta pusat penahanan para pejuang al-Qaidah yang terkait dengan teror.
Mayor Virginia McCabe, juru bicara militer di Bagram, mengatakan serangan berlangsung setelah pukul 09.00 pagi tetapi membantah pejuang Taliban berhasil menguasai pangkalan.
"Serangan masih berlangsung, tapi sifatnya sporadis," katanya.
"Target mereka masuk ke pintu gerbang namun tak bisa karena pasukan kami berhasil mengusirnya."
"Kami tahu ada klaim bom bunuh diri tetapi kami saat ini tak peduli."
Serbuan Rabu tersebut menyusul pengumuman Taliban yang akan melawan pemerintah Afganistan dan pasukan asing di Afganistan sekaligus menjawab rencana NATO yang akan melanjutkan operasi militernya di daerah yang dikuasai Taliban di selatan Kandahar.
Selasa kemarin, sebuah serangan bom bunuh diri ditujukan ke konvoi yang dipimpin NATO menewaskan sedikitinya 18 orang dan melukai enam pasukan asing, lima serdadu Amerika Serikat dan seorang tentara Kanada. Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Hingga tahun ini, sejak Januari hingga pertengahan Mei sudah 202 pasukan NATO telah tewas dalam perang Afganistan. Sementara pada 2009, sedikitnya 520 tentara NATO tewas dalam sebuah invasi yang dipimpin Amerika Serikat sejak 2001 untuk menjatuhkan rezim Taliban. Sejak 2009, rata-rata pasukan NATO tewas dua orang per hari.
AL JAZEERA | CHOIRUL