Mayor Jenderal Qassim al-Moussawi, juru bicara pasukan keamanan Irak, mengatakan Abdullah Azam Saleh al-Qahtani adalah seorang pejabat di Angkatan Darat Saudi. Dia diduga merencanakan sebuah "serangan teroris" di Afrika Selatan saat Piala Dunia digelar 11 Juni. Hal tersebut disampaikan al-Mousswai dalam jumpa pers di Bagdad.
Dia katakan, al-Qahtani masuk ke Irak pada 2004 dan diduga melakukan serangkaian serangan di ibu kota serta beberapa tempat di negara.
Sementara itu di Afrika Selatan, seorang juru bicara kepolisian mengatakan Irak tidak memberitahukan soal penangkapan itu.
"Kami tidak menerima laporan soal penangkapan tersebut," kata Vish Naidoo kepada The Associated Press. "Penangkapan itu terjadi di sana, mereka tahu. Namun kami tak tahu apa-apa soal itu."
Senin dini hari, polisi Afrika Selatan melakukan demontrasi alat pemadam kebakaran, kendaraan lapis baja, dan kendaraan taktis lainnya di Johannesburg sebagai bentuk kesiapan negara terhadap keamanan Piala Dunia. "Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah negara di seluruh dunia, oleh karena itu kami tak berani ambil resiko," kata Menteri Kepolisian Nathi Mthethwa.
Al-Qaidah dituduh telah melakukan sejumlah serangan di Irak yang menewaskan dua petinggi militer Amerika Serikat bulan lalu.
Pada Senin, sejumlah penyerang menyamar dengan mengenakan seragam militer Irak memenggal kepala ulama Suni, selanjutnya digantung di tiang listrik di kota tempat dia berkhotbah tentang ketidaksukaannya terhadap al-Qaidah. Hal tersebut disampaikan putra ulama tersebut dan polisi Irak.
Putra ulama Abdullah Jassim Shakour mengatakan kepada The Associated Press, sejumlah pria bersenjata mengenakan seragam militer mendatangi rumah keluarga di kota Sadiyah, Bagdad utara. Mereka mengambil ayahnya di kamar, lantas membunuhnya dan pergi membawa kepalanya.
Keluarganya menemukan tubuhnya tanpa kepala di rumah, kata putranya Muhammad. Ketika mereka pergi melaporkan kejadian itu ke polisi, mereka melihat kepala Imam di tiang listrik di pusat kota.
"Aku sedang tidur dan mendengar jeritan di seberang jalan sehingga membangunkanku," kata seorang tetangga korban. "Ketika saya keluar rumah, saya melihat kepala Imam di atas tiang listrik." katanya kepada The Associated press sembari meminta namanya dirahasiakan karena takut pada kelompok militan.
Dia katakan, sang Imam dikenal menentanng al-Qaidah dan menyerukan kepada pengikutnya untuk melawan kelompok militan usai salat Jumat. Seorang pejabat kepolisian yang tak mau disebutkan namanya membenarkan kejadian. Menurutnya, empat pria bersenjata menyerbu rumah di pagi buta dan memenggal kepala Imam.
Selama melakukan serangan, pemberontak sering mengenakan seragam militer Irak untuk menyamar. Seragam militer sangat mudah didapatkan di irak. Kekerasan di Irak mulai menurun secara dramatis selama beberapa tahun terakhir ini, meskipun Suni melakukan perlawanan terhadap al-Qaidah di Irak dan bekerjasama dengan pemerintah Syiah yang juga sering menjadi sasaran serangan.
AP | CHOIRUL