Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jenderal Kaus Merah yang Ditembak Sniper Akhirnya Meninggal

image-gnews
Jendral Khattiya Sawasdipol diwawancarai wartawan, sesaat sebelum ditembak di Bangkok (13/5). REUTERS/Cyrille Andres
Jendral Khattiya Sawasdipol diwawancarai wartawan, sesaat sebelum ditembak di Bangkok (13/5). REUTERS/Cyrille Andres
Iklan

TEMPO Interaktif, Bangkok - Media di Thailand melaporkan, seorang jenderal pembelot yang bekerja untuk Kaus Merah akhirnya meninggal setelah menderita luka akibat luka tembak oleh penembak jitu.

Laporan Saluran Televisi 9 menyebutkan, koran Thai Rath dan media lainnya mengatakan Mayor Jenderal Khattiya Sawasdiphol meninggal Minggu malam pukul 21.00 di Rumah Sakit Vajira.

Khattiya, 59 tahun, adalah ahli strategi Kaus Merah. Dia ditembak di bagian kepala pada Rabu pekan lalu saat tengah wawancara dengan wartawan The New York Times. Ketika masuk pertanyaan soal kemungkinan tentara pemerintah masuk ke markas Kaus Merah, terdengar suara letusan. Semua orang berteriak, “Seh Daeng ditembak!”

Seh Daeng alias Komandan Merah adalah panggilan Khattiya, 58 tahun, yang dikenal sebagai pendukung Kaus Merah--kelompok antipemerintah. Kamis malam pekan lalu, Seh Daeng menerima sejumlah wartawan bergiliran di dekat simpang Ratchaprasong, tempat berkumpulnya demonstran. Fuller, yang berada kurang dari semeter dari Khattiya, merasakan desing peluru. “Seakan menyerempet kepala saya sendiri,” ujarnya.

Fuller semula menyangka letusan itu suara mercon. Sampai dia melihat Seh Daeng terkapar. Matanya masih terbuka. Darah bercucuran di kepala. Beberapa anak buahnya bergegas membopong ke mobil. Khattiya dilarikan ke Rumah Sakit Narenthorn Emergency Medical Service.

Nama Seh Daeng mencuat ketika terjadi bentrokan berdarah di Monumen Demokrasi dan serangan granat di stasiun kereta Sala Daeng. Pemerintah mengecap Khattiya teroris. Ia diduga mengerahkan pasukan bertopeng yang menembak tentara pemerintah dalam bentrokan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wartawan Tempo Yophiandi pernah mewawancarai Seh Daeng di Bangkok April lalu. Ia membantah telah melatih massa Kaus Merah dan mengerahkan pasukannya. Khattiya hanya mengaku sebagai pengagum bekas Perdana Menteri Thaksin. “Saya suka Thaksin karena kebijakannya yang prorakyat,” katanya.

Khattiya adalah pemimpin Kaus Merah radikal. Dia tegas menolak rekonsiliasi yang ditawarkan pemerintah. Dengan lantang dia mengancam akan mengambil alih komando jika pemimpin Kaus Merah lain lembek dan menghentikan demonstrasi. Ia menyebutkan koleganya yang memilih negosiasi dengan pemerintah sebagai idiot.

Serbuan pasukan milter terhadap kelompok antipemerintah dipicu kian meluasnya demonstrasi di jalan-jalan yang melibatkan demonstran dengan tentara di pusat kota Bangkok. Akibat bentrokan tersebut, sedikitnya 36 warga sipil tewas.

Demonstrasi digalang Kaus Merah sejak pertengahan Maret lalu yang menuntut mundurnya Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, pembubaran Parlemen, dan diselenggarakannya pemilihan umum baru.

AP | CHOIRUL | YR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

3 jam lalu

Ilustrasi Kasino. AFP
Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja


Menanti Senat dan Raja, Thailand Selangkah Lagi Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

2 hari lalu

Komunitas LGBT Thailand berpartisipasi dalam Parade Hari Kebebasan Gay di Bangkok, Thailand, 29 November 2018. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menanti Senat dan Raja, Thailand Selangkah Lagi Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

Parlemen Thailand dengan suara bulat menyetujui rancangan undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis


8 Rekomendasi Destinasi dan Akomodasi untuk Festival Songkran di Thailand

5 hari lalu

Suasana perayaan festival air Songkran di provinsi Ayutthaya, utara Bangkok, Thailand, 13 April 2018. AP Photo/Sakchai Lalit
8 Rekomendasi Destinasi dan Akomodasi untuk Festival Songkran di Thailand

Festival Songkran di Thailand tahun ini diperkirakan lebih meriah setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO


Festival Songkran di Iconsiam Memadukan Budaya Thailand dan Hiburan Kontemporer

5 hari lalu

Festival Songkran. (dok. Iconsiam)
Festival Songkran di Iconsiam Memadukan Budaya Thailand dan Hiburan Kontemporer

Iconsiam menggelar Festival Songkran selama 12 hari mulai 10 hingga 21 April 2024. Apa saja acara yang akan digelar?


Tuai Kritik, PM Thailand Hentikan Perjalanan ke Luar Negeri Selama Dua Bulan

9 hari lalu

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin berbicara kepada media saat ia tiba untuk menyampaikan pernyataan kebijakan Dewan Menteri kepada parlemen di Bangkok, Thailand, 11 September 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Tuai Kritik, PM Thailand Hentikan Perjalanan ke Luar Negeri Selama Dua Bulan

PM Srettha Thavisin telah menghabiskan sekitar sepertiga dari enam bulan masa jabatannya di luar negeri untuk mempromosikan investasi di Thailand.


Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

10 hari lalu

Pekerja di peternakan Ular piton yang membudidayakan ular untuk diambil dagingnya di Asia Tenggara. Newscientist/Dan Natusch
Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

Studi mengukur pertumbuhan hampir 5000 ular piton jenis Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python bivittatus (sanca Burma) selama setahun.


Dilaporkan Berefek Buruk, Penggunaan Ganja Rekreasi di Thailand akan Kembali Dilarang

12 hari lalu

Seorang wanita bekerja di dalam toko ganja, di Khaosan Road, salah satu tempat wisata favorit di Bangkok, Thailand, 29 Maret 2023. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Dilaporkan Berefek Buruk, Penggunaan Ganja Rekreasi di Thailand akan Kembali Dilarang

Rancangan undang-undang pemerintah Thailand yang melarang penggunaan ganja untuk rekreasi akan mendapat persetujuan kabinet akhir bulan ini.


Ada Celah Aturan, Pakar Hukum Jelaskan Pelaku Jastip dari Luar Negeri Tak Jera Meski Pernah Ditindak

14 hari lalu

Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPUBC TMP) C Soekarno-Hatta, Tangerang, memusnahkan  2.564 boks olahan pangan milk bun  hasil sitaan petugas. ANTARA/Azmi Samsul Maarif
Ada Celah Aturan, Pakar Hukum Jelaskan Pelaku Jastip dari Luar Negeri Tak Jera Meski Pernah Ditindak

Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, mengatakan tak munculnya efek jera para pelaku jastip karena aturan tidak secara tegas.


Mengintip Restoran Louis Vuitton di Bangkok, Pertama di Asia Tenggara

15 hari lalu

LV The Place Bangkok (louisvuitton.com)
Mengintip Restoran Louis Vuitton di Bangkok, Pertama di Asia Tenggara

Restoran Louis Vuitton menerapkan aturan ketat bagi tamu, tak boleh pakai sandal jepit.


Diduga Jastip dan Dijual Kembali, BPOM Musnahkan 1 Juta Ton Milk Bun Asal Thailand

15 hari lalu

Bea Cukai Soekarno-Hatta bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) musnahkan 2.564 buah (1 ton) olahan pangan viral, roti milk bun asal Thailand. BPOM
Diduga Jastip dan Dijual Kembali, BPOM Musnahkan 1 Juta Ton Milk Bun Asal Thailand

BPOM memusnahkan satu ton roti milk bun asal Thailand, pada Jumat, 8 Maret 2024. Roti itu hasil sitaan Bea Cukai Soekarno-Hatta dari 33 pelaku jastip.