TEMPO Interaktif, Bangkok - Media di Thailand melaporkan, seorang jenderal pembelot yang bekerja untuk Kaus Merah akhirnya meninggal setelah menderita luka akibat luka tembak oleh penembak jitu.
Laporan Saluran Televisi 9 menyebutkan, koran Thai Rath dan media lainnya mengatakan Mayor Jenderal Khattiya Sawasdiphol meninggal Minggu malam pukul 21.00 di Rumah Sakit Vajira.
Khattiya, 59 tahun, adalah ahli strategi Kaus Merah. Dia ditembak di bagian kepala pada Rabu pekan lalu saat tengah wawancara dengan wartawan The New York Times. Ketika masuk pertanyaan soal kemungkinan tentara pemerintah masuk ke markas Kaus Merah, terdengar suara letusan. Semua orang berteriak, “Seh Daeng ditembak!”
Seh Daeng alias Komandan Merah adalah panggilan Khattiya, 58 tahun, yang dikenal sebagai pendukung Kaus Merah--kelompok antipemerintah. Kamis malam pekan lalu, Seh Daeng menerima sejumlah wartawan bergiliran di dekat simpang Ratchaprasong, tempat berkumpulnya demonstran. Fuller, yang berada kurang dari semeter dari Khattiya, merasakan desing peluru. “Seakan menyerempet kepala saya sendiri,” ujarnya.
Fuller semula menyangka letusan itu suara mercon. Sampai dia melihat Seh Daeng terkapar. Matanya masih terbuka. Darah bercucuran di kepala. Beberapa anak buahnya bergegas membopong ke mobil. Khattiya dilarikan ke Rumah Sakit Narenthorn Emergency Medical Service.
Nama Seh Daeng mencuat ketika terjadi bentrokan berdarah di Monumen Demokrasi dan serangan granat di stasiun kereta Sala Daeng. Pemerintah mengecap Khattiya teroris. Ia diduga mengerahkan pasukan bertopeng yang menembak tentara pemerintah dalam bentrokan itu.
Wartawan Tempo Yophiandi pernah mewawancarai Seh Daeng di Bangkok April lalu. Ia membantah telah melatih massa Kaus Merah dan mengerahkan pasukannya. Khattiya hanya mengaku sebagai pengagum bekas Perdana Menteri Thaksin. “Saya suka Thaksin karena kebijakannya yang prorakyat,” katanya.
Khattiya adalah pemimpin Kaus Merah radikal. Dia tegas menolak rekonsiliasi yang ditawarkan pemerintah. Dengan lantang dia mengancam akan mengambil alih komando jika pemimpin Kaus Merah lain lembek dan menghentikan demonstrasi. Ia menyebutkan koleganya yang memilih negosiasi dengan pemerintah sebagai idiot.
Serbuan pasukan milter terhadap kelompok antipemerintah dipicu kian meluasnya demonstrasi di jalan-jalan yang melibatkan demonstran dengan tentara di pusat kota Bangkok. Akibat bentrokan tersebut, sedikitnya 36 warga sipil tewas.
Demonstrasi digalang Kaus Merah sejak pertengahan Maret lalu yang menuntut mundurnya Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, pembubaran Parlemen, dan diselenggarakannya pemilihan umum baru.
AP | CHOIRUL | YR