TEMPO Interaktif, Bangkok – Jalanan menjadi medan perang di Bangkok, Sabtu (15/5) ini. Tembakan dari militer dibalas dengan bom molotov dari demonstran Kaus Merah di ibukota Thailand.
Pertempuran jalanan telah pecah. Suara rentetan senjata dan dentuman bom molotov menggema. "Situasi saat ini hampir menjadi perang saudara," kata Jatuporn Prompan, pemimpin kunci dari demonstran Kaus Merah. "Saya tidak yakin bagaimana mengakhiri konflik ini."
Polisi mengatakan, ratusan demonstran yang datang dari daerah pinggiran masih berada di jalanan. "Situasi masih bisa dikontrol, tapi operasi militer akan terus dilakukan untuk mengembalikan kondisi menjadi normal," kata Juru bicara pemerintah Panitan Wattanayagorn.
Sampai Sabtu pagi, bentrokan telah menewaskan 16 orang dan 157 luka, termasuk dua tentara, sejak pemerintah mencoba menutup akses para pengunjuk rasa. Bahkan kalau dihitung sejak dua bulan unjuk rasa berlangsung sudah 50 nyawa melayang. Tentara menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru timah kepada demonstran, yang membakar ban dan melempari bus polisi.
Para pengunjuk rasa mendesak Raja Bhumibol Adulyadej, yang berusia 82 tahun, untuk tidak tinggal diam dan mengakhiri kekacauan politik ini. Kaus Merah, sebagian besar anggotanya dari pedesaan yang miskin. Mereka telah berkemah sejak 12 Maret dan mencoba memaksa keluar Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva.
AP| NUR HARYANTO