TEMPO Interaktif, Bangkok – Perang terbuka terjadi di Bangkok. Tentara membuka tembakan terhadap pengunjuk rasa anti-pemerintah. Kelompok Kaus Merah menggunakan bom dan roket buatan sendiri, Jumat (14/5). Tindak kekerasan meningkat, pasukan mencoba membersihkan perusuh di jalan-jalan di pusat kota Bangkok.
Bentrokan telah menewaskan 16 orang dan 157 luka, termasuk dua tentara, sejak pemerintah mencoba menutup akses para pengunjuk rasa. Tentara menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru timah kepada demonstran, yang membakar ban dan melempari bus polisi.
Gema ledakan terdengar di jalan-jalan. Toko-toko tutup dan ditinggalkan pembeli dan wisatawan. Asap membumbung melewati gedung pencakar langit dan hotel.
Para pengunjuk rasa mendesak Raja Bhumibol Adulyadej, yang berusia 82 tahun, untuk tidak tinggal diam dan mengakhiri kekacauan politik ini. Kaus Merah, sebagian besar anggotanya dari pedesaan yang miskin. Mereka telah berkemah sejak 12 Maret dan mencoba memaksa keluar Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva.
Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri yang populer di mata pendukung Kaus Merah, terus mengobarkan semangat perlawanan kepada pemerintah. Dia dikudeta pada tahun 2006.
Dalam pesan di Twitter dari pengasingan, Thaksin Sinawatra mengatakan pemerintah "sangat kejam dan gila" akan "berakhir sebagai penjahat perang" di Mahkamah Internasional.
AP| NUR HARYANTO