Pakar keselamatan penerbangan David Learmount menilai pengawasan yang dilakukan lembaga penerbangan Libya terhadap pesawat-pesawatnya lemah. Pesawat-pesawat yang terbang di Afrika memiliki catatan keamanan yang buruk.
"Peristiwa ini adalah yang terburuk di dunia dengan catatan panjang," katanya. "Ini adalah pesawat jenis baru yang moderen sehingga tidak bisa menyalahkan pesawatnya."
Ahli penerbangan lain juga mengatakan hal serupa dengan mempertanyakan tentang kemampuan pemerintah Libya dalam mengawasi faktor keselamatan industri penerbangannya.
Menurut sejumlah pihak, tidak ada penyebab langsung kecelakaan pesawat yang berhubungan dengan abu vulkanik dari Islandia yang menutup beberapa bandar udara di Afrika utara dalam 24 jam terakhir. Beberapa laporan setempat mengatakan proses pendaratan yang dilakukan pesawat tersebut menunjukkan hal yang tidak baik.
"Kondisi cuaca tidak buruk tetapi terlihat ada suatu kekeliruan saat pesawat akan mendarat. Masalah sebenarnya di Bandara Tripoli, tidak dilengkapi dengan alat bantu navigasi -sistem instrumen pendaratan yang baik."
Mustafa Abdel-Latif Ali, seorang wartawan Libya, mengatakan kepada Al-Arabiyya yang berbasis di Dubai, bahwa kecelakaan itu tampaknya tidak berhubungan dengan awan abu vulkanik yang mempengaruhi penerbangan.
Dia mengatakan jatuhnya pesawat kemungkinan disebabkan oleh kesalahan pilot. Kondisi cuaca di Tripoli sedang baik pada saat kecelakaan tersebut terjadi.
Pesawat Airbus A330-200 milik Libya yang nahas itu berangkat dari Johannesburg Afrika Selatan dan jatuh di Bandara Tripoli.
GUARDIAN l REUTERS l BASUKI RAHMAT