Ketua Komisi Pemilihan Umum (Comelec) Jose Melo mengatakan, Aquino, putra mantan Presiden Corazon Aquino, berhasil mengumpulkan 40 persen. Sementara Estrada memperoleh 25,76 persen suara sedangkan calon lain Manuel Villar menempati urutan ketiga dengan perolehan suara 14,2 persen. Villar menyatakan siap mengakui kemenangan Aquino.
"Rakyat Filipina telah memutuskan," kata Villar dalam sebuah acara jumpa pers. "Saya mengucapkan selamat kepada Senator Aquino atas kemenangannya."
Melo mengatakan, sekitar 75 persen dari 50 juta masyarakat telah terdaftar sebagai pemilih. Mereka berbondong-bondong menuju TPS untuk menjatuhkan pilihannya.
Koresponden Al Jazeera Veronica Pedrosa melaporkan dari Manila, 85 persen suara telah dihitung. "Namun ini bukan hasil akhir, karena pihak-pihak terkait diberikan kesempatan melakukan proses hukum."
Calon presiden terpilih akan menggantikan Presiden Gloria Arroyo yang telah menjabat dua kali. Sesuai dengan konstitusi, dia harus melepaskan jabatan tersebut, namun diperbolehkan menduduki kursi di parlemen.
Petugas pemilihan berharap hasil pencoblosan ini bisa segera diumumkan dua hari lagi.
Jutaan orang, menurut keterangan Comelec, antusias mengikuti pemiliahn presiden dan wakil presiden. Namun, pesta demokrasi ini diwarnai peristiwa berdarah. Saat pemilihan presiden berlangsung, dilaporkan 10 orang tewas.
Aquino, 50 tahun, merupakan putra salah seorang pemimpin ikon demokrasi di Asia Tenggara dan memiliki rekam jejak yang baik atas prestasi orang tuanya, membawa negara dalam pemerintahan yang bersih.
Ibunya, Corazon Aquino, memimpin revolusi "People Power" berhasil menumbangkan mantan pemimpin Ferdinand Marcos pada 1986, selanjutnya terpilih sebagai presiden.
Ayahnya, Benigno "Ninoy" Aquino tewas ditembak pada 1983 sekembalinya dari Amerika Serikat untuk melakukan gerakan demokrasi melawan Marcos.
BBC | AL JAZEERA | CHOIRUL