TEMPO Interaktif, Moskow - Dua ledakan mengguncang tambang batubara bawah tanah terbesar di Rusia. Ledakan ini menewaskan sedikitnya 11 pekerja dan melukai 41 lainnya. Sementara 84 orang dinyatakan masih terperangkap dalam tambang, termasuk pekerja penyelamat.
Elena Chernova, juru bicara kementrian Pertambangan di negara itu mengatakan, melalui siaran berita TV saluran Rossiya-24 bahwa penyelamatan telah ditunda setelah terjadi ledakan kedua.
Kepala divisi darurat, Erem Arutunian, mengatakan penyelamatan tak bisa bekerja dengan baik karena pekerja mencoba keluar melalui ventilasi metana tambang, seperti dilaporkan kantor berita negara RIA Novosti.
Ledakan pertama, diyakini disebabkan oleh gas metana, yang menghancurkan tambang di Raspadskaya, Siberia barat, sebelum tengah malam, Sabtu (8/5) dan ledakan kedua sekitar tiga setengah jam kemudian. Ada 359 pekerja di bawah tanah pada saat ledakan pertama.
Ledakan kedua menghancurkan jalan udara utama dan menyebabkan luka-luka. Menurut Aman Tuleyev, gubernur wilayah Kemerovo Siberia, risikonya bisa terjadi ledakan lagi. "Pekerjaan penyelamatan akan terus ketika suasana di tambang pulih. Tapi penyelamatan tetap bekerja sampai sekarang untuk mengirim pekerja yang tewas," ujar Tuleyev.
Tambang di Raspadskaya, memproduksi sekitar 8 juta ton batubara setiap tahunnya. Pertambangan ini berada di daerah Kemerovo sekitar 3,000 kilometer sebelah timur Moskow. Pada bulan Desember, sembilan orang tewas dalam ledakan di sebuah tambang bijih besi di kawasan Pegunungan Ural.
AP| NUR HARYANTO