TEMPO Interaktif, Jakarta - Zhao Zhenshang, warga Provinsi Henan, Cina Tengah, telah dipenjara selama sepuluh tahun karena dituduh "membunuh" tetangganya Zuohai Zhao.
Namun, "sang korban" muncul kembali. Zhenshang pun diduga telah terpaksa mengaku membunuh korbannya akibat penyiksaan saat pemeriksaan oleh polisi.
Pada bulan Mei 1999, kedua Zhao, yang tidak berhubungan itu, terlibat pertikaian menggunakan kapak di kampung halaman mereka, Zhecheng County, di kota Shangqiu. Zhao Zuohai hilang setelah insiden itu.
Setahun kemudian, tubuh tanpa kepala ditemukan di sebuah sumur desa dan Zhao Zhenshang pun ditangkap. Ia dituduh membunuh Zhao yang hilang, menurut harian lokal Dahe.
Segera setelah itu Zhao mengakui kejahatannya dan dijatuhi, pada awalnya, hukuman mati dengan penundaan eksekusi dua tahun. Hukuman telah dua kali diperingan, menjadi penjara 29 tahun.
Sepuluh tahun kemudian, pada 2 Mei, korban Zhao Zuohai muncul tiba-tiba. Menurut ceritanya, daripada dibunuh, ia melarikan diri dari pertarungan kapak karena ia takut terbunuh Zhenshang, yang sekarang dipenjara.
Setelah menghilang sepuluh tahun, Zhao Zuohai sekarang mengalami lumpuh ringan. Ia kembali untuk mencari bantuan kesejahteraan.
Saudara dari Zhao mengatakan Zhao membuat pengakuan karena penyiksaan polisi. "Saya bertanya padanya apakah ia pembunuh, dia membantah keras," kata ipar Zhao itu.
Dia mengatakan polisi telah memaksa Zhao minum air cabai dan bahkan menaruh petasan di atas kepalanya.
Adapun tubuh tanpa kepala di desa, seorang perwira polisi setempat mengatakan kepada surat kabar bahwa pemerintah pada waktu itu "tidak mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa itu adalah Zhao Zuohai yang hilang".
Bagaimanapun, Zhao Zhenshang dikirim ke penjara, dan masih di sana.
"Ini suatu ketidakadilan," teriak Zhao dalam penjara ketika adiknya mengunjunginya pada hari Selasa. "Saya dizalimi dan saya ingin keluar."
Rumahnya, sama seperti hidupnya, runtuh sama sekali. Istrinya telah menikah lagi, dan tiga dari empat anaknya diadopsi oleh keluarga lain.
CHINADAILY | EZ