Mereka akan bertahan di sana hingga Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva bersedia membubarkan parlemen.
Para pemimpin demonstrasi yang menginginkan pemilu dipercepat telah setuju dengan usulan Abhisit untuk melakukan rekonsiliasi dan diadakannya pemilihan umum 14 November. Tetapi mereka tidak siap meninggalkan kubu mereka di pusat kota Bangkok.
Rabu dini hari waktu setempat, ribuan demonstran tetap mendirikan tenda di kota, tidur di bawah ratusan tenda di distrik pusat pertokoan dan hotel-hotel mewah. Menyebabkan pusat bisnis dan perhotelan ini tutup berminggu-minggu.
Pemimpin mereka mengatakan, Abhisit tidak memiliki kewenangan menetapkan tanggal pemilihan umum. Mereka tetap menuntut agar Abhsist menjadwalkan pembubaran parlemen.
"Kami sepakat memasuki fase rekonsiliasi. Kami tidak ingin ada korban lagi," kata Veera Musikapong, Ketua Fron Persatuan untuk Demokrasi Melawan Kediktaroran yang dikenal dengan "Kaos Merah"
Sejak pecah dsemonstrasi dua bulan yang diprakarsai Kaos Merah di pusat bisnis Bangkok, 27 orang tewas sementara 1000 lainnya cedera.
REUTERS | CHOIRUL