Komisi pemilu menyiapkan 82.200 mesin penghitung suara, tapi saat diuji Senin kemarin, beberapa di antaranya gagal membaca nama-nama kandidat peserta pemilu. Kondisi ini, kata juru bicara Komisi James Jimenez, membuat Komisi terpaksa menarik peranti lunak mesin tersebut.
“Saat in kami berasumsi semua mesin terpengaruh. Kami menghentikan uji coba dan menarik semua kartu memori untuk di buat ulang,” kata Jimenez kepada reporter.
Kendati demikian, pengumuman ini memicu kekhawatiran akan terjadi kerusuhan dalam penghitungan suara karena ketidakpercayaan masyarakat. Filipina akan menggelar pemilu 10 Mei mendatang dan diperkirakan 50 juta pemilih akan terlibat dalam pesta demokrasi itu.
CHANNELNEWSASIA | SUNARIAH