Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Partai Liga Nasional Pimpinan Aung San Suu Kyi Dibubarkan

image-gnews
AP/Khin Maung Win
AP/Khin Maung Win
Iklan
TEMPO Interaktif, Rangoon -Pekan ini telah lebih dari 21 tahun Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (National League for Democracy/NLD) Burma meniti gelombang oposisi menentang kekuasaan militer. Tapi itu tidak akan ada lagi, mimpi-mimpi para pendirinya belum juga tercapai, dan sang pemimpin, Aung San Suu Kyi, dalam penahanan jangka panjang.

Berdasarkan undang-undang yang disusun oleh para jenderal yang memerintah Burma untuk mengatur pemilihan tahun ini, NLD telah dipaksa memilih antara pengusiran pemimpin yang menjadi ikon dengan alasan ia adalah seorang tawanan dan tidak mendaftar bertarung meraih suara rakyat.

Tentang pilihan kedua, itu merupakan sebuah keputusan yang berarti NLD tidak dapat secara legal eksis setelah tenggat 6 Mei lusa untuk pendaftaran. Itu juga sebuah akhir menyedihkan bagi NLD, yang telah lama berjuang, dan menjadi pertempuran sia-sia untuk membawa demokrasi ke Burma.

Lahir dari sebuah pemberontakan yang gagal pada 1988, partai ini menang telak dalam pemilihan umum nasional terakhir pada 1990, namun militer tidak pernah membiarkannya ke tampuk kekuasaan. Para anggota senior partai--kebanyakan dari mereka kini berusia lanjut--dilecehkan, dipenjara, dan disiksa. Namun, dengan itu semua--dan meskipun ini menjadi ujung jalan, pembunuhan ditiupkan terhadap partai--para aktivis NLD memiliki keyakinan lebih.

"Kami tak merasa sedih," kata Tin Oo, 83 tahun. Dia wakil pemimpin NLD yang telah mengalami beberapa penyiksaan di penjara dan baru saja dibebaskan dari tahanan rumah pada Februari lalu. "Kami memiliki kehormatan. Suatu hari nanti kami akan kembali, kami akan bereinkarnasi dengan kehendak rakyat...."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Martabat untuk yang terakhir, anggota partai memilih tidak mencopot lambang dan bendera Partai NLD merah dan putih di luar markas mereka yang sederhana di Rangoon. "Pasukan keamanan akan melakukan pekerjaan itu," kata Win Tin, tahanan politik Burma terlama yang dibebaskan pada 2008 setelah 19 tahun dibui. Kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu di sel soliter Insein, penjara tersohor di Rangoon.
"Kami tak mau membongkar partai kami sendiri," ujar seorang veteran aktivis partai yang masih segar dalam usia 80 tahun, yang pernah disiksa rezim.
"Secara simbolis, itu bakal keliru. Tapi, ingat, ini bukanlah hal baru. Kami pernah melihat kantor-kantor kami ditutup di seluruh negeri. Kami terbiasa dengan penindasan ini."

Dari kantor mereka yang lusuh, sebuah bangunan berlantai dua dengan teras di antara toko mebel kayu murah, para anggota NLD berencana melanjutkan pekerjaan sosial mereka, termasuk proyek-proyek kecil dan pendidikan kesehatan serta penyediaan dukungan finansial dan moral bagi keluarga tahanan politik Burma, yang diperkirakan berjumlah 2.100 orang.

The Independent | dwi a

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular piton. shutterstock.com
Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.


Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Ilustrasi Facebook. (AP Photo/Thibault Camus)
Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar


16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

Pemimpin junta militer Myanmar Than Shwe. AP /David Longstreath
16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.


PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

Massa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi unjuk rasa solidaritas untuk Muslim Rohingya di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (5/8). ANTARA/Ardiansyah Indra Kumala
PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.


Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Aung San Suu Kyi mendapat gelar doctor honoris causa di Oxford University
Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.


Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Aung San Suu Kyi. AP/Khin Maung Win
Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?


Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla didampingi Menteri Urusan wilayah Perbatasan  Myanmar Letnan Jenderal Thein Htay mengunjungi barak pengungsi etnis Rohingya di Thet Kay Pyin, Ibukota negara bagian Rakhine Sittway, Myanmar, Sabtu (11/08). ANTARA/HO-Dokumentasi-JK
Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.


Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Sejumlah aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) membawa poster saat berunjukrasa di perempatan vetaran, Malang, Jawa Timur, Rabu (1/8). ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.


Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Rohingya (AMPERA) melakukan aksi solidaritas untuk masyarakat muslim Rohingya, di Bundaran Majestik Medan, Sumut, Selasa (7/8). ANTARA/Irsan Mulyadi
Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.


KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

Sejumlah wanita suku Rohingya, yang bisanya tinggal di perbatasan Myanmar Bangladesh, berjalan untuk mengambil air di kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto disiarkan hari ini (13/3).  AP/Pavel Rahman
KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.