"Kami masih mempelajari rekaman videonya," kata Komisaris Polisi Kelly. Rekaman video amatir itu memperlihatkan seorang pria bule berumur 40 tahun berjalan menyusuri sebuah lorong. Pria yang sedang diburu itu terlihat mengganti bajunya seraya menoleh ke arah mobil Nissan Pathfinder tempat bom bensin dan gas propana ditemukan.
"Perilakunya mencurigakan," ujar Kelly. Kesimpulan itu sekaligus mematahkan sinyalemen bahwa Al-Qaidah terlibat dalam aksi tersebut. Maklum saja, sebelumnya, pemimpin Taliban di Pakistan, Hakimullah Mehsud, yang sempat diduga tewas akibat serangan udara Amerika Serikat, muncul dalam dua rekaman video.
Duduk bersila didampingi dua pria bertopeng memegang senjata api, Mehsud mengancam akan menyerang sejumlah kota di Amerika Serikat. "Alhamdulillah, saya sehat walafiat," ujarnya dalam video berdurasi masing-masing 9 menit dan 2 menit 29 detik itu. Dalam rekaman video kedua, tampak sebuah peta Amerika Serikat.
"Tunggu saja kabar baik dari kami dalam beberapa hari atau pekan ke depan," ujar Mehsud. Cuma, pihak kepolisian dan Wali Kota Bloomberg ragu atas klaim itu. "Tak ada bukti bahwa ini terkait dengan Al-Qaidah atau organisasi teroris berskala besar lain," kata Bloomberg. Menurut dia, tim penyelidik kepolisian sedang mengumpulkan sejumlah bukti berkaitan dengan aksi itu.
Komisaris Kelly mengatakan aparatnya memastikan pelat nomor polisi mobil itu palsu. "Pelat Connecticut itu sudah dibuang pemiliknya ke tempat pengolahan besi bekas," ujarnya. Dia menyatakan, jeroan bom mobil itu berupa tiga tabung gas elpiji, petasan, dua jeriken bensin, dua buah jam, dan beberapa baterai. "Bom itu dibuat asal-asalan. Tapi bisa menjadi bola api," katanya.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama memuji polisi New York atas kecepatan mereka bertindak. Ia juga bersumpah akan melacak dan menyeret pelakunya. "Kami menanggapi ancaman ini amat sangat serius," ujar Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano. "Buat kami, ancaman ini berpotensi menjadi serangan teroris."
Aksi teroris domestik ini mengingatkan warga Amerika Serikat akan aksi Timothy McVeigh pada 1995. Ketika itu bekas veteran Angkatan Darat tersebut memarkir mobil pikapnya, yang sarat dengan bom buatan, di depan gedung markas Biro Penyelidik Federal (FBI) di Oklahoma. Alhasil, 168 jiwa tewas akibat ledakan itu. McVeigh pun divonis hukuman mati.
AP | TIME | BBC | POLITICO | ANDREE PRIYANTO