Perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat itu bangkrut dua tahun lalu. Insiden tersebut memicu krisis keuangan global. Sejauh ini, perundingan soal paket bantuan bagi Yunani masih berlangsung. Jerman meminta perubahan kebijakan ekonomi di negara itu.
Panpantoniou mengecam pemerintah Jerman karena dianggap memperlambat persetujuan Uni Eropa untuk membantu pemulihan krisis di Yunani. Ia menegaskan, situasi ekonomi di negaranya saat ini sangat berbahaya. "Kita telah kehilangan banyak waktu," katanya kepada situs berita BBC. Ia menuding ada kekuatan-kekuatan dalam sistem politik Jerman yang tidak ingin memasukkan Yunani dalam sistem mata uang tunggal Uni Eropa, yakni euro.
Sejumlah ahli ekonomi khawatir lambannya penyelesaian krisis utang luar negeri Yunani ini akan menyebar luas. Sejauh ini ada tiga negara Eropa yang berjuang menghadapi persoalan serupa dan sudah sampai tahap kehilangan kepercayaan dari para penanam modal, yakni Portugal, Spanyol, dan Italia.
Karena itu, Komisioner Uni Eropa Urusan Ekonomi dan Moneter Olli Rehn berharap persetujuan untuk membantu Negeri Dewa dapat diraih dalam beberapa hari ke depan. Pembicaraan ini melibatkan Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Kesepakatan bantuan dana talangan itu ada kemungkinan bernilai US$ 59 miliar. Ini berupa pinjaman bagi pemerintah Yunani pada tahun pertama. Anggaran itu sangat mendesak untuk membiayai utang pemerintah dalam jumlah yang amat besar.
BBC | REUTERS | FAISAL ASSEGAF