Agra sebelumnya mencabut tuduhan bahwa penguasa wilayah otonomi Muslim Mindanao, Gubernur Zaldy Ampatuan, dan keponakannya, wakil gubernur Maguindanao sementara, yang juga Wali Kota Mamasapano, Akmad Ampatuan senior, terlibat kasus pembunuhan massal yang menewaskan 75 orang, termasuk jurnalis dan pengacara, pada 23 November tahun lalu di Maguindanao.
Menurut Agra, resolusi ini dibuat karena masih banyak kasus pembunuhan yang melawan Andal Ampatuan senior dan putranya, wali kota Datu Unsay Andal junior. Dalam resolusinya, Agra juga mengatakan tak ada bukti untuk menyatakan bahwa dua Ampatuan itu berkonspirasi dengan yang lainnya, yang dituduh terlibat dalam pembunuhan massal.
Tapi resolusi ini dilawan oleh anggota keluarga korban dan mereka berhasil mengalahkan keputusan Agra tersebut.
"Saya akan berkonsultasi dengan penuntut yang terlibat dan meminta pendapat mereka serta melakukan observasi," kata Agra. Dia menambahkan, keputusan membebaskan dua Ampatuan memang berdasarkan bukti dan bukan karena uang.
Kendati demikian, beberapa pihak terutama musuh politik Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, mencurigai resolusi itu dibuat karena adanya campur tangan Presiden Arroyo. Selama ini Ampatuan memang dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Arroyo. Mereka bahkan diyakini memanipulasi hasil pemilihan umum 2004 di provinsinya untuk memenangkan Arroyo.
PHILSTAR | SUNARIAH