Sidang parlemen yang tengah membahas perpanjangan masa sewa pangkalan Angkatan Laut Rusia di negara itu berlangsung rusuh. Tak cuma para politikus saling baku hantam, tapi bom asap juga dilemparkan, dan satu lagi: telur-telur busuk beterbangan.
Ketua parlemen sampai harus berlindung di balik payung karena dilempari telur.
Anggota parlemen dari kubu oposisi melempari ketua parlemen, Volodymyr Lytvyn, dengan telur secara bertubi-tubi. Dua staf Lytvyn pun melindungi bosnya dengan payung.
Anggota parlemen dari kubu pemerintah rupanya juga ada yang menyimpan telur di sakunya, sehingga aksi saling lempar telur terjadi. Sidang hari itu pun berubah menjadi sidang yang mendengar "suara para telur". Sementara di luar gedung berlangsung unjuk rasa oleh ribuan orang dan stasiun televisi menayangkan drama seru yang mendongkrak rating itu.
Namun, setelah aparat keamanan turun tangan, perdebatan bisa juga dilanjutkan dengan keputusan akhir mensahkan perpanjangan masa sewa Sevastopol selama 25 tahun. Suara yang mendukung perpanjangan berjumlah 236 dari 450 anggota parlemen.
Sebagai imbalan ratifikasi itu, Rusia memberi pasokan gas yang lebih murah. Perdana Menteri Mykola Azarov menyebutkan harga gas yang rendah dari Rusia akan membantu anggaran mereka di tengah-tengah upaya Ukraina untuk mendapat pinjaman lunak dari Dana Moneter Internasionl (IMF). "Ini program pembangunan bagi Ukraina untuk masa depan," kata Azarov.
Perpanjangan masa sewa ini dicapai di tengah-tengah membaiknya hubungan antara Rusia dan Ukraina setelah terpilihnya presiden pro Rusia, Viktor Yanukovych, pada Februari lalu. Presiden Yanukovych dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev bertemu pekan lalu.
Kubu yang pro Barat menentang keras pangkalan itu. Pemimpin kubu oposisi, Yulia Tymoshenko, mengatakan hari ini akan menjadi "halaman hitam dalam sejarah Ukraina dan parlemen Ukraina."
BBC | YR