Torlot dalam perjalanan pulang ke kantor Kedutaan Besar Inggris setelah paginya menghadiri pertemuan. Para saksi mata mengungkapkan, pelaku bom bunuh diri berjalan kaki mendekati konvoi duta besar dengan perlahan sebelum menekan detonator.
Pelaku diperkirakan sudah menunggu di dekat kompleks Taman Berlin. Serpihan tubuhnya berserakan di jalan setelah bahan peledak yang disembunyikan di balik pinggang meledak.
Baca Juga:
Insiden itu terjadi beberapa ratus meter dari Kedutaan Besar Inggris. Bangunan itu terletak di atas sebuah bukit dan di seberang jalan terdapat Hotel Movenpick, yang menjadi tempat menginap favorit bagi para pelancong asing.
Menurut seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris yang tidak disebutkan identitasnya, ledakan terjadi di samping mobil duta besar. "Ia (Torlot) tidak luka. Tidak ada staf kedutaan atau warga Inggris yang juga cedera," katanya.
Ini merupakan serangan kedua yang menimpa rombongan korps diplomatik di Sana'a. Tahun lalu, pelaku bom bunuh diri berjalan kaki satu mobil milik Kedutaan Besar Korea Selatan. Peristiwa yang berlangsung di jalan utama menuju bandar udara itu cuma membunuh sang pelaku.
Di tahun yang sama, kelompok yang diyakini bagian dari jaringan Al-Qaidah itu juga menyasar Kedutaan Amerika Serikat. Sejumlah bom mobil dan roket peluncur granat ditembakkan ke arah gedung itu.
Torlot telah bertugas di Yaman sejak Juli 2007. Ia sebelumnya menjabat Wakil Duta Besar Inggris untuk Irak. Inggris langsung menutup kedutaannya hingga waktu yang tidak ditentukan. Mereka meminta warga Negeri Tiga Singa itu di Yaman tetap waspada. Kedutaan Inggris di Sana'a juga ditutup dua kali pada 2005 akibat adanya ancaman terhadap kepentingan negara-negara Barat.
Inggris bersama Amerika pada Januari lalu sempat menutup kedutaannya setelah upaya pengeboman pesawat milik maskapai Amerika di Kota Detroit digagalkan. Pelaku yang merupakan warga Nigeria, Faruk Abdulmutallib, ternyata dilatih oleh Al-Qaidah di Yaman.
Pengamanan diperketat di pelabagi kedutaan asing di Sana'a dalam beberapa bulan terakhir. Sejumlah negara Eropa menjadi sasaran lantaran mereka ingin memainkan peran lebih besar dalam membasmi jaringan Al-Qaidah di negara itu.
BBC | NYT | Washington Post | Faisal Assegaf