TEMPO Interaktif, Bangkok - Kelompok “Baju Kuning” pro-pemerintah Thailand merencanakan langkah selanjutnya untuk melawan kelompok "Baju Merah", yang semakin menguatkan barisannya.
Kelompok "Baju Kuning" telah memperingatkan bahwa mereka akan mengambil tindakan untuk "melindungi negara" jika pihak berwenang tidak mengambil langkah untuk mengatasi demo anti-pemerintah dari Kelompok "Baju Merah". Tenggat waktu satu minggu yang ditetapkan oleh kelompok kuning untuk mengakhiri protes.
Setidaknya demonstrasi anti-pemerintah telah melumpuhkan perekonomian Thailand. Sementara pembicaraan mengalami jalan buntu. Kerusuhan merebak dan bentrokan yang terjadi antara militer dan pengunjuk rasa telah menewaskan 26 orang dan ratusan luka-luka.
Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva menolak tawaran “Baju Merah, yang sebagian besar mendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra. Pengunjuk rasa melunak dan menuntut, untuk menggelar pemilu dalam waktu tiga bulan.
Muncul di televisi nasional pada hari Minggu, Abhisit bersumpah untuk merebut kembali wilayah ang diduduki demonstran yang telah melumpuhkan kawasan bisnis utama di Bangkok. Namun, Abhisit tidak memberikan indikasi mengenai kapan tindakan keras akan dilakukan.
Kelompok “Baju Merah” didominasi warga pedesaan yang miskn, sedangkan kelompok “Baju Kuning” banyak dari warga perkotaan. Kelompok Kuning ini pada tahun 2008 memblokade dua bandara utama Bangkok, sebelum vonis pengadilan yang kontroversial kepada Thaksin dan mengizinkan pemungutan suara parlemen yang membawa dalam pemerintahan saat ini.
Kelompok “Baju Kuning” sebagian besar tetap diam sejak “Merah” mulai menggalang aksi massa pada pertengahan Maret lalu. Gerakan ini mulai beringas dengan barikade yang terbuat dari tumpukan ban truk dan bambu runcing. "Jika Abhisit gagal untuk mengambil tindakan, ia harus meninggalkan kantor," kata salah satu pemimpin “Baju Merah” Nattawut Saikuar.
AP| REUTERS| NUR HARYANTO