Siaran televisi itu direkam Sabtu dan baru ditayangkan Minggu. Abhisit menyebut kedua jenderal itu terhubung dengan master plan gerakan demonstran. "Semuanya terhubung. Semua nama seperti Seh Daeng [Khattiya], Jenderal Chavalit, dan lain-lain, bukan sebuah kasus kebetulan," kata Abhsit.
Komandan militer Jenderal Anupong Paojinda juga menyebut beberapa pensiunan tentara dan tentara aktif terlibat dalam serangan bersenjata dalam insiden di jembatan Phan Fa dua pekan lalu dan di kawasan Silom Kamis malam lalu. Dua insiden itu menewaskan 25 orang.
Dalam wawancara televisi bersama perdana menteri, Anupong mengatakan militer akan membantu polisi dalam menyingkirkan semua senjata yang digunakan teroris yang menyusup di kerumunan massa Kaus Merah.
Anupong mengatakan militer Thailand tetap bersatu. "Kami masih setia sebagai kekuatan bangsa, rakyat dan raja," katanya. "Beberapa orang mungkin bermasalah, tapi itu tidak signifikan. Institusi Angkatan Darat tetap solid seperti saya katakan."
Keterlibatan Jenderal Khattiya diketahui dari pengakuan Methee Amornwuthikul yang ditangkap pemerintah sebelumnya. Methee mengaku melakukan tindakan sabotase dengan menembakkan granat selama kekacauan pada 10 April di dekat Monumen Demokrasi. Ia juga menyebut sebagai ajudan Khattiya.
Namun Khatiya membantan bahwa Methee adalah ajudannya seperti diklaim pemerintah. Ia bersikeras bahwa penembakan granat M79 adalah pekerjaan pemerintah.
The Nation | YR