Namun masalah krisis utang Yunani yang semakin memburuk perlu diwaspadai sebagai bayang-bayang yang dapat mengganggu pemulihan ekonomi global pasca krisis.
Dalam enam halaman pernyataan resmi kesimpulan pertemuan kelompok G20 di Washington, Amerika Serikat, dikatakan bahwa cepatnya pemulihan terutama disebabkan oleh suntikan dana pemerintah senilai total US$ 5 triliun ke dalam ekonomi negara-negara yang terkena imbas krisis dan kebijakan pemotongan suku bunga.
"Pemulihan ekonomi global menunjukkan perkembangan lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya terutama berkat antisipasi tepat dan kebijakan terpadu dari kelompok G20," kata pernyataan resmi yang dipublikasikan setelah pertemuan seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/4).
Pertemuan tersebut juga mencoba menyusuri masalah pelik terkait apakah China harus membiarkan mata uang yuan untuk naik lebih cepat (revaluasi), demi mengekang pertumbuhan negara-negara yang berorientasi ekspor. Namun tidak dicapai keputusan apa-apa terkait hal tersebut.
Meskipun hasil pertemuan diliputi optimisme tinggi, IMF menyatakan kekhawatiran mereka bahwa negara-negara melebih-lebihkan keberhasilan mereka dalam menangani krisis. Terdapat kekhawatiran yang signifikan dari IMF bahwa beberapa negara telah terlalu optimis dalam memproyeksikan ekonomi mereka.
Managing Director IMF Dominique Strauss-Kahn mengingatkan bahwa pemulihan ekonomi global yang cepat ini sebenarnya masih "rapuh", dengan kondisi yang berbeda-beda untuk tiap kawasan.
China, ekonomi dunia terbesar ketiga saat ini, dan kekuatan ekonomi Asia lainnya seperti India dan Indonesia memimpin pemulihan.
Diikuti oleh pertumbuhan yang lebih moderat yang diproyeksikan untuk tahun ini untuk Amerika Serikat. Sementara pemulihan ekonomi lambat akan dirasakan di sebagian kawasan Eropa.
REUTERS | ANGIOLA HARRY