Massa pro-pemerintah itu sudah berkumpul sejak Rabu lalu, memenuhi Silom Road yang berseberangan dengan Lumpini Park yang menjadi salah satu titik konsentrasi massa Kaus Merah. Jumlah massa pro-pemerintah itu ratusan dan bertambah seribu orang kemarin.
Ketika massa pro-pemerintah tengah melakukan konsolidasi itulah tiga buah granat meledak. Pertama di subway Sala Daeng, kedua di depan hotel Dusit Thani. Keduanya masih di kawasan Silom Road. Ketiga di tengah kerumunan massa pro-pemerintah.
Sebanyak tiga orang tewas, 75 terluka, termasuk seorang WNI bernama Arman Briananda, seorang Australia, dan seorang Amerika. Ketiga warga asing itu baru saja keluar dari subway Sala Daeng. Arman hanya menderita luka ringan dan diperbolehkan pulang.
Wakil Perdana Menteri Suthep Thaugsuban mengatakan ledakan itu berasal dari granat M79. Dia mengatakan granat-granat itu dilempar dari sudut selatan Lumpini Park, Bangkok, yang berada di belakang barikade Kaus Merah.
Namun, para tokoh Kaus Merah membantah bertanggungjawab atas rentetean ledakan, dan menyatakan mereka tidak punya urusan untuk melukai warga tidak bersalah. "Kami minta maaf pada mereka yang tewas dan terluka. Kami meminta penyerangnya ditangkap," kata Jauporn Prompan, salah seorang pemimpin Kaus Merah.
Insiden berdarah itu tak urung membuat Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva menggelar rapat mendadak. Polisi pun bergerak menyeberangi jalan utama Rama IV dan menghadap ke lapisan barikade Kaus Merah selama hampir dua jam Jumat pagi. Namun pasukan mundur lagi. Massa demonstran melontarkan sumpah serapah dan mengacung-acungkan bambu runcing.
Dikhawatirkan akan terjadi bentrok antara massa Kaus Merah dengan massa pro-pemerintah yang mulai marah. Ratusan polisi sampai tadi siang mengamankan jalan antara dua jalan yang menjadi pusat konsentrasi dua massa itu.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-Moon mengatakan melalui jurubicaranya bahwa sekaranglah saatnya semua pihak di Thailand menahan diri.
Bangkok Post | BBC | YR