TEMPO Interaktif, Jakarta -Roberto Saviano, 31, wartawan investigasi kelahiran Italia yang tersohor karena membongkar jaringan bisnis mafia Italia, menjadi pembicara utama pembukaan Konferensi Jurnalisme Investigasi Global ke-6 (Global Journalism Investigative Conference, GIJC) di Jenewa hari ini.
Berbicara di Ruang Konferensi Utama International Conference Centre di Jenewa, Saviano menyatakan sejak Comorra (sebuah organisasi kejahatan Napoli yang sangat berkuasa) yang dia bongkar melalui laporan-laporan investigasinya beberapa tahun lalu, dia sangat kehilangan babak hidupnya sebagai wartawan lapangan.
"Dulu kalau kelelahan reporting, saya selalu ke pub. Kini "pub" saya adalah Facebook ha..ha..," ujar Saviano yang kini hidup berpindah-pindah negara untuk menghindari kejaran mafia beberapa negara Eropa, terutama Italia.
Sejak Saviano membukukan pengalamannya dalam sebuah buku berjudul Gomorra, best seller di Italia saja laku 2 juta copy--yang menggegerkan daratan Eropa dan Amerika Selatan, terutama, pada 2006, dia memang banyak sekali menerima ancaman pembunuhan.
Dalam tanya jawab panel bersama sejumlah rekan wartawan yang dihadiri juga oleh Tempo --satu-satunya media yang mewakili Indonesia dalam konferensi ini--Saviano mengatakan, mimpi buruk yang ditakutkan dari mafia adalah mereka tidak hanya membunuh dengan senjata. Tapi terutama karena mereka membunuh melalui media, membunuh kredibilitas wartawan.
"Siapa pun yang menulis tentang mafia di Italia, Amerika Selatan, Rusia, dan negeri-negeri Eropa Timur, setahu saya taruhannya adalah ancaman mati bagi si wartawan dan keluarganya," ujar Saviano.
Begitu besarnya ancaman yang diterima Saviano di negaranya, Italia, dia terpaksa hidup berpindah-pindah dan selalu dikeliling 7 orang pengawal yang disediakan pemerintah Italia. "Saya sangat merindukan hidup sebagai wartawan lapangan yang kini sudah sulit saya tempuh," kata Saviano.
Dia kini lebih banyak disibukkan oleh kerja analisis dokumen-dokumen kejahatan yang dikirim kepadanya oleh banyak hakim dan jaksa sejumlah negara Eropa--yang mengadili perkara-perkara yang berhubungan dengan kejahatan mafia.
Selain Robert Saviano, hadir pula Seymour M. Hersh, penulis senior The New Yorker, peraih Hadiah Pulitzer, dan pemenang lima kali George Polk Awards. Wajah "populer" lain yang akan tampil pada pembicara utama pada Minggu, 25 April nanti adalah Muntazer "Sepatu" Al Zaidi.
Muntazer adalah wartawan Al Baghdadia TV yang bekerja di Irak dan mendadak sohor dan kemudian sempat dipenjara, gara-gara melempar sepatu pada mantan Presiden George Bush, tatkala Bush berkunjung ke Irak pada 2009.
Hermien Y. Kleden (Jenewa, Swiss)