Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Tempo dengan Arisman Pongruengrong, Pemimpin Kaus Merah yang Gagal Ditangkap

image-gnews
Arisman Pongruangrong keluar hotel dengan dibantu oleh kelompok Kaos Merah di Bangkok, Thailand (16/4). AP Photo/Sakchai Lalit
Arisman Pongruangrong keluar hotel dengan dibantu oleh kelompok Kaos Merah di Bangkok, Thailand (16/4). AP Photo/Sakchai Lalit
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Dua kali pernah dicoba ditangkap, Arisman Pongruengrong tetap menolak menyerah. Dialah satu pemimpin Kaus Merah yang mengoleksi enam surat perintah penahanan. Katanya, popularitasnya sebagai artis adalah hasil berdoa di kuil, dan perannya itu karena rakyat. Karena rakyat pula ia memilih terjun ke politik dengan bergabung di Partai Thai Rak Thai.

Di Thai Rak Thai, yang kini diberangus pemerintah, Arisman berkenalan dengan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, bos Thai Rak Thai. Sejak itu Arisman, yang sebelumnya melodramatis (dikenal sebagai penyanyi lagu cinta), lebih serius mendalami politik. "Saat itu saya serius putar haluan sebagai politikus," katanya.

Tak kenal maka tak sayang. Kedekatannya dengan Thaksin membuat Arisman paham akan kebijakan "Thaksinomics". Ia pun tak percaya Thaksin melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan lawan politiknya: korupsi! Lagi, ia lolos dari sergapan polisi di Hotel SC Park setelah diselamatkan pendukungnya. Ia turun dari lantai dua dengan tali, dan melompat.

Anggota Kaus Merah yang jumlahnya ratusan membentengi Arisman dengan menghadang polisi yang mengepung hotel. Kini dia lebih banyak berkeliaran di persimpangan Ratchaprasong, bersama rakyat yang membelanya, ketimbang menginap di hotel. "Lebih baik saya di sini mengantisipasi segala kemungkinan."

Di tenda VIP, puluhan pemimpin Kaus Merah tidur, makan, minum, dan berdiskusi, dengan penjagaan ketat penjaga pribadi (bodyguard) masing-masing, plus para penjaga keamanan berseragam hitam-hitam. Di tenda inilah Arisman berbicara blak-blakan kepada Yophiandi dari Tempo sehari setelah dia diselamatkan. Apa katanya soal Kaus Merah dan Thaksin?

Anda lebih dikenal sebagai penyanyi meski sempat masuk parlemen. Sekarang memimpin Kaus Merah, bagaimana ceritanya?

Bermula pada 2006, ada lima orang yang punya visi bersama, di antaranya Veera Mushikapong, Jatuporn Promphan, dan saya, memutuskan menentang kudeta yang dilakukan terhadap Partai Thai Rak Thai. Sejak itu kami memutuskan menjadi pendukung Kaus Merah dan diminta memimpin.

Alasan bergabung dengan Kaus Merah?

Sewaktu kudeta, saya anggota Partai Thai Rak Thai. Saat itu saya di pihak yang kalah. Saya memutuskan melawan, bergabung dengan gerakan ini. Ini adalah usaha saya mengembalikan lagi demokrasi di Thailand, seperti saat Thaksin berkuasa. Sesuatu kekuatan yang diperoleh tidak dengan kekerasan.

Jadi bukan karena Anda artis terkenal? Kan, Kaus Merah butuh figur seperti Anda?

Mulanya saya cuma seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta. Suatu kali saya datang ke kuil, minta berkat menjadi penyanyi. Jadilah saya penyanyi. Enam tahun saya menyanyi, saya menyadari bahwa negeri ini lebih membutuhkan saya sebagai seorang yang lebih serius. Sejak itu saya menjadi seorang politikus, untuk lebih berguna bagi negeri saya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah ini, Anda masih ingin menjadi penyanyi?

No way! Dulu saya menyanyikan lagu populer, lagu-lagu cinta. Tapi itu dulu, bukan saya yang sekarang. Citra saya sekarang tidak seperti itu lagi. Sekarang saya petarung, orang yang berteriak untuk keadilan dan kebenaran. Ini serius! Tujuan utama saya. Jadi saya tak mungkin jadi artis lagi dan menghancurkan apa yang sudah saya bangun. Cuma, saya memang ingin membuat konser peringatan suatu hari nanti. Sekali saja.

Anda tetap bisa menjadi petarung dengan tema lagu yang nasionalis dan sosial?

Itu hal yang berbeda. Sulit sekali mengubah pop menjadi lagu bertema lain. Bila memang bisa, sesekali saya ingin membuat lagu yang lebih bermakna buat kehidupan dan rakyat Thailand. Tapi, setelah kemarin ada yang mati karena perjuangan ini, saya mesti tetap ada di jalur ini, dengan peran yang ini. Lebih baik hidup saya yang dulu dan sekarang tetap dipisah.

Anda tetap ingin menjadi anggota parlemen setelah ini berakhir?

Ya, saya juga sedang memikirkan kesempatan itu. Saya kan pernah menjadi anggota parlemen. Kalau kami menang, tentu pilihan itu lebih terbuka. Malah kalau mungkin jadi menteri, ha-ha-ha.... Perlu saya tegaskan, menjadi anggota parlemen bukan perkara mudah. Tak berarti karena populer lalu Anda dipilih. Ada tanggung jawab saat Anda sudah dipilih.

Seberapa dekat sih hubungan Anda dengan Thaksin?

Saya tahu Thaksin, dari dekat, ketika menjadi anggota partainya. Saya kenal dia sebagai seorang yang bisa mencari jalan keluar seberapa pun peliknya masalah masyarakat. Soal narkoba, sosial, ekonomi. Ini takdir saya setelah kenal dia, untuk menjadi politikus, ketimbang penyanyi. Karena itu, saya tak paham atas segala tuduhan terhadapnya.

Yophiandi (Bangkok)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.