Hwang Jang-yop, arsitek kepala Korea Utara yang membimbing filosofi kemerdekaan juche, adalah salah satu pejabat terkuat Korea Utara ketika dia melarikan diri dari negara miskin itu 13 tahun silam dalam sebuah feri, yang menyulut kemarahan Kim Jong-il.
Kantor Jaksa Distrik Pusat Seoul kemarin menyebut pekan ini dua tentara terlatih Korea Utara ditangkap karena dicurigai merencanakan membunuh Hwang, 87 tahun. Menurut seorang jaksa senior, keduanya, semua berusia 36 tahun, mengaku kepada penyidik bahwa mereka ditugasi melaporkan semua kegiatan Hwang dan bersiap untuk "menyembelih si pengkhianat". Jaksa itu berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang berbicara kepada media.
Penangkapan pada Selasa lalu itu terjadi seiring dengan ketegangan yang meningkat seusai tenggelamnya sebuah kapal perang Korea Selatan akibat ledakan misterius di dekat perbatasan Korea Utara. Spekulasi yang berkembang menunjukkan Pyongyang mungkin berada di balik ledakan itu.
Hwang, yang tinggal dengan perlindungan penuh polisi tiap jam karena khawatir akan ancaman Korea Utara, mengangkat bahu atas penangkapan dan mengatakan mereka tidak mengintimidasi dirinya, kata kantor berita Yonhap, mengutip kenalan Hwang yang tidak teridentifikasi.
"Aku menelepon Hwang setelah melihat berita penangkapan agen-agen itu, tapi dia bilang kepadaku, 'Mengapa kamu prihatin soal seperti ini,'" laporan itu mengutip seorang kawan Hwang.
Seorang jaksa menambahkan, orang-orang Korea Utara adalah yang pertama ditangkap sehubungan dengan sebuah rencana pembunuhan terhadap orang yang dulu sangat dekat dan jadi orang kepercayaan Kim Jong-il itu. Hwang diketahui bekerja sebagai guru pribadi Kim tentang filosofi juche.
Dua pria itu, diidentifikasi bernama Kim Myong Dong Ho dan Myong Kwan, tengah berjalan dari Yanji, Cina, ke Thailand menyamar sebagai pembelot. Tak ada detail lebih lanjut dari Agen Intelijen Nasional Korea Selatan. Yang pasti, keduanya terancam hukuman mati jika terbukti melanggar Undang-Undang Keamanan Negara.
AP | Yonhap | dwi arjanto