TEMPO Interaktif, Roma - Perdana Menteri Lebanon Saad Al-Hariri membantah bahwa Hizbullah telah menerima suplai rudal Scud dari Suriah. Tuduhan-tuduhan itu, dianggap Hariri, dibuat oleh Israel untuk mengancam negaranya.
"Ini tuduhan yang mengingatkan pada tuduhan senjata pemusnah massal terhadap Saddam Hussein: mereka tidak pernah menemukan, senjatanya tidak ada," kata Hariri, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia La Stampa.
"Israel berusaha membuat skenario yang sama untuk Libanon. Isu tentang Scud hanya dalih untuk mengancam negara saya," katanya, menyebut klaim itu palsu.
Sebelumnya, Presiden Israel Shimon Peres secara terbuka menuduh tetangga Suriah mengirim rudal Scud ke Hizbullah.
Tuduhan itu membuat Washington memanggil diplomat Suriah Senin lalu. Meraka menganggap iru sebagai "perilaku provokatif" atas transfer rudal, yang katanya berpotensi menjadi ancaman bagi Libanon dan Israel.
Hizbullah, yang terdiri dari warga Suriah dan Iran didukung kelompok Islam Syiah, berada dalam daftar hitam terorisme Amerika, namun merupakan bagian dari pemerintah persatuan Lebanon. Kelompok itu berperang dengan Israel pada tahun 2006 dan memiliki dukungan kuat di sebagian besar kelompok Syiah di Libanon selatan.
Suriah menyangkal awal bulan ini mengirim Scud ke Hizbullah. Suriah balik tuding, Israel menggunakan tuduhan itu sebagai alasan untuk serangan militer. Hariri, yang sering bentrok dengan Hizbullah di masa lalu, mengatakan kelompok itu sah memenangkan pemilihan di Libanon selatan dan hanya dapat dilucuti melalui dialog politik.
Hariri dan sekutunya menuduh Suriah dalang pembunuhan ayahnya dan mantan perdana menteri, Rafik al-Hariri, pada tahun 2005.
Ketidaksetujuannya dengan sekutu Suriah, Hizbullah, mengancam Libanon terperosok ke dalam perang saudara baru. Tapi dia telah perbaiki hubungan dengan Suriah, sejak membentuk pemerintahan yang mencakup berbagai kelompok.
Hariri mengatakan pengadilan khusus didirikan di Den Haag untuk menyelidiki pembunuhan ayahnya. Sebuah penyelidikan PBB dalam pembunuhan pertama melibatkan pejabat Suriah dan Lebanon. Pengadilan khusus di Den Haag belum mendakwa siapa pun, sementara Suriah dan Hizbullah telah membantah peran apa pun.
Hariri menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bekerja melawan proses perdamaian di Timur Tengah. "Masalah sebenarnya adalah bahwa Israel tidak ingin memberikan tanah ke Palestina atau mengakui solusi kedua negara," kata Hariri, yang mengunjungi Roma untuk sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Silvio Berlusconi Selasa, lalu.
REUTERS| NUR HARYANTO