Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Israel Shimon Peres di Paris, Prancis sehari setelah Negeri Yahudi itu menuduh Suriah menyuplai senjata untuk gerilyawan Islam yang bermarkas di Lebanon itu.
Presiden Peres mengatakan kepemilikan Scud dapat meningkatkan kekuatan Hizbullah, yang juga dibekingi Iran, untuk melawan Israel.
Presiden Peres menuduh Suriah memainkan peran ganda. "Bilang setuju dengan perdamaian, tapi di sisi lain mengirimkan Scud kepada Hizbullah untuk mengancam Israel," ujar Peres. Itulah pernyataan pertama Peres yang langsung menuduh Suriah.
Kedutaan Suriah di Washington, DC, Amerika Serikat serta merta membantah tuduhan itu. Suriah justru menuding balik Israel membuat isu Scud untuk mengalihkan perhatian dari pertanyaan Suriah seputar program nuklir Israel. Israel dipercaya masyarakat internasional memiliki senjata nuklir meskipun hal itu tidak dibenarkan ataupun dibantah Israel.
"Jika kita ingin membahas persenjataan di wilayah kita, maka kita harus memulai dengan senjata nuklir Israel," kata Jurubicara Kedutaan Suriah di Amerika Serikat Ahmed Salkini. Adapun Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat P.J. Crowley menyatakan prihatin namun tidak memastikan apakah benar Hizbullah memiliki rudal Scuds yang memiliki daya jelajah tinggi dan mampu mengangkut 1 ton hulu ledak nuklir.
ASSOCIATED PRESS | CHOIRUL