TEMPO Interaktif, Washington - Wakil Presiden Boediono menyatakan di tengah pidatonya dalam bahasa Indonesia di tengah-tengah Konferensi Tingkat Tinggi Pengamanan Nuklir bahwa Indonesia menyambut baik dan mendukung prakarsa Amerika Serikat dalam menghadirkan para pemimpin dunia guna membahas masalah keamanan nuklir.
"Kami ingin menegaskan kembali dukungan dan penghargaan atas visi Anda mengenai dunia bebas senjata nuklir. Kamipun memiliki visi yang sama," kata Boediono.
Menurut Boediono, dalam diskusi dengan para kepala negara yang dipandu Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu, dia menangkap bahwa para pemimpin dunia sudah memiliki pandangan yang sama mengenai bahaya terorisme nuklir dan dampaknya bagi kehidupan umat manusia.
"Karena itu, saya ingin memfokuskan pandangan saya pada upaya-upaya yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan memberantas terorisme nuklir. Salah satu upaya penting yang dapat kita lakukan di dalam kerangka ini adalah memperkuat Badan Tenaga Aton Internasional (IAEA)," kata Boediono dalam jumpa pers di Hotel Fullerton, Washington DC, Selasa (13/4) malam waktu setempat.
Untuk itulah, Indonesia mengusulkan agar upaya mencegah tindak terorisme nuklir, hendaklah bekerja sama dengan IAEA serta negara dan institusi lainnya dalam kerangka bilateral, regional, dan global untuk menjamin keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir kami.
"Dalam hal ini, kami terus menerapkan serta mengikuti standar internasional yang berlaku. Indonesia telah mengimplementasikan Persetujuan Seifgard Komprehensif IAEA (Comprehensive Safeguards Agreement), meratifikasi Protokol Tambahan (Additional Protocol), dan Konvensi Perlindungan Fisik pada Bahan Nuklir beserta Amandemen tahun 2005," kata dia.
Boediono juga menyampaikan sederet langkah praktis yang akan dilakukan Indonesia. Di samping melakukan langkah-langkah keamanan nuklir di berbagai instalasi nuklir, Indonesia telah menerapkan pengawasan terhadap kegiatan ekspor dan impor melalui mekanisme National Single Window serta memulai proses pemasangan portal monitor pada berbagai pelabuhan di Indonesia.
"Selain itu, kami akan segera memberlakukan peraturan keamanan terhadap sumber-sumber radioaktif," kata Boediono. Karenanya langkah ini harus didukung dengan pendanaan yang lebih melalui mekanisme “Dana Keamanan Nuklir”.
WAHYU MURYADI, Washington DC