“Ada risiko nyata Kirgistan mungkin terpecah dua, utara dan selatan,” kata Medvedev dalam acara tanya jawab di Brookongs Institution, Washington. Karena itu, ia menegaskan Rusia berkewajiban mencegah bentrokan berdarah itu tidak terjadi.
Krisis politik masih berlangsung di Kirgistan sejak kaum oposisi menggulingkan rezim Presiden Kurmanbek Bakiyev. Kudeta berdarah yang menewaskan 63 orang dan mencederai 800 lainnya itu terjadi awal bulan ini.
Bakiyev memperingatkan pertumpahan darah akan terjadi bila pihak oposisi bertekad menangkap dirinya.
Associated Press/Faisal Assegaf