TEMPO Interaktif, Bangkok - Ribuan pengunjuk rasa antipemerintah mengancam bakal terus menggelar demonstrasi di berbagai lokasi di Kota Bangkok pada Senin ini (12/4). Aksi ini sebagai bentuk protes atas tewasnya belasan pengunjuk rasa dalam bentrokan berdarah dengan tentara Thailand, Sabtu lalu.
Pemimpin pengunjuk rasa Natthawut Saikua menyatakan kelompok Kaus Merah pendukung setia bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra akan terus menduduki persimpangan Ratchaprasong dan jembatan Phan Fa sampai Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva membubarkan Parlemen dan menggelar pemilihan umum baru.
"Kami menyerukan Abhisit untuk mundur segera," tegasnya kepada massa demonstrans. Ia menambahkan, pihaknya juga mengadakan upacara berkabung untuk pengunjuk rasa yang tewas di Monumen Demokrasi pada Ahad. "Kami bersumpah bahwa mereka yang terbunuh tidak mati sia-sia," tandasnya.
Pemimpin demonstran lainnya, Veera Musikhapong, menuntut Perdana Menteri Abhisit agar segera meninggalkan negara itu.
Juru bicara pemerintah Panithan Wattanayakorn dalam konferensi pers yang disiarkan televisi pada Minggu sore menyatakan peluru yang digunakan pasukan keamanan adalah peluru karet dan ditembakkan ke arah udara. "Mereka tidak menembakkan peluru ke arah para demonstran," klaim Panithan.
Menurut dia, penyelidikan awal menunjukkan granat dan amunisi yang digunakan tentara dalam bentrokan itu bukan peralatan militer standar.
Dia juga mengklaim beberapa tabung gas air mata yang ditembakkan ke para pengunjuk rasa tidak digunakan oleh militer. "Pasukan kami juga tidak dilengkapi dengan granat tangan atau senapan mesin," tambahnya.
Militer Thailand melepaskan tembakan dengan peluru karet dan gas air mata ke arah ribuan demonstran yang melawan dengan senjata, granat, dan bom molotov dekat jembatan Phan Fah dan Jalan Rajdumnoen di Bangkok.
BANGKOK POST l BASUKI RAHMAT