Hiro Muramoto, 43 tahun, berkewarganegaraan Jepang, tewas tertembak di dada. Menurut Direktur Rumah Sakit Klang, Dr Pichaya Nakwatchara, Muramoto tiba di rumah sakit sudah tak bernyawa. Muramoto merupakan wartawan Reuters di Tokyo yang sudah bekerja selama lebih dari 15 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua anak.
“Saya sangat sedih karena telah kehilangan sejawat kami, Hiro Muramoto, dalam bentrokan di Bangkok,” ujar Pemimpin Redaksi Reuters David Schlesinger. “Jurnalis bisa menjadi profesi yang berbahaya bagi orang-orang yang mencoba mengabarkan ke dunia dengan terjun langsung ke lokasi. Seluruh keluarga besar Reuters berduka atas tragedi ini.”
Muramoto meliput bentrokan antara militer dan pengunjuk rasa di Jalan Rajdumnoen ketika tentara menembakkan peluru karet dan gas air mata. Insiden ini menjadi kekerasan politik terburuk di Bangkok dalam 18 tahun.
Dr Nakwatchara mengatakan peluru menembus punggung Muramoto. Namun, belum diketahui apakah peluru tersebut peluru karet atau bukan. Juru bicara militer Thailand mengatakan pengunjuk rasa dipersenjatai dengan senapan dan melempar bom molotov serta granat ke militer.
Sebanyak 12 orang, termasuk tiga tentara tewas sementara lebih dari 500 orang terlluka dalam kerusuhan di Bangkok.
REUTERS| KODRAT SETIAWAN