Dua di antara korban tewas itu adalah pewarta foto dan seorang sopir dari kantor berita Reuters. Dalam rekaman yang diambil dari heli itu terdengar kencang suara pilot mengomentari serangan itu. "Oh ya, lihatlah bajingan-bajingan itu mampus," dan, "Ha-ha-ha, saya berhasil membunuh mereka." Dan, setelah mereka melumat sebuah minibus dengan misil, derai tawa kru heli itu kembali terdengar. "Mampus kau perempuan jalang!" kata si pilot. Ketika tahu ada dua bocah perempuan terluka, kru heli kembali bersuara .
"Salah sendiri, siapa suruh mengajak anak-anak ke medan perang," kata suara dari kokpit heli itu. Kedua heli serbu Apache itu dipanggil untuk membantu pasukan darat yang terdesak dalam aksi tembak dan lemparan granat. Kru mengaku melihat enam orang dengan senapan AK-47 dan sebuah roket peluncur granat. Sebelum beraksi, kru heli sempat meminta izin untuk menyerang. Lalu seseorang berteriak memerintahkan untuk menyerang. "Guyur mereka semua!" katanya.
Belakangan diketahui, senapan AK-47 itu ternyata kamera yang dibawa pewarta foto Reuters, Namir Nur-Eldin, 22 tahun. Adapun roket peluncur granat itu ternyata sebuah lensa kamera jarak jauh yang dibawa Said Chmagh, 40 tahun, sopir sekaligus asisten Namir. Tak pernah ada yang tahu peristiwa penembakan pada 12 Juli 2007 tersebut sebelumnya. Rekaman itu baru muncul pada April lalu. "Video itu diunduh dari laman Wikileaks.org," ujar juru bicara militer Amerika Serikat, Major Shawn Turner.
Mayor Turner membenarkan keaslian tayangan itu. Wikileaks memang laman yang khusus mengunggah dokumen-dokumen resmi. Pengelola situs mengaku mendapat kode enkripsi situs militer dari seorang pejabat. "Akhirnya kebenaran itu terungkap," kata Nur-Eldin, ayah Namir, kepada harian New York Times dari rumahnya di Mosul. "Andai peristiwa ini terjadi di Amerika Serikat, sekalipun yang mati itu binatang, kira-kira apa yang akan mereka (pemerintah Amerika Serikat) lakukan?"
Di Bagdad, Serikat Jurnalis Irak mendesak pemerintah agar tindakan sewenang-wenang aparat militer Amerika Serikat itu diusut. Komisi Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York pun mendesak agar pemerintah Amerika Serikat menggelar penyelidikan. Seorang sumber di militer, seperti dikutip CS Monitor, mengatakan jaksa militer akan mengusut kejadian itu. "Kami menyambut baik niat pemerintah untuk menyelidiki kejadian itu," kata Pemimpin Redaksi Reuters David Schlesinger.
CS MONITOR | INDEPENDENT | ANDREE PRIYANTO