TEMPO Interaktif, Berlin - Pihak berwenang di kota Muelheim Jerman menghabiskan 100.000 euro atau sekitar Rp 1,2 Miliar dengan misi selama tiga minggu. Misi selama hampir sebulan ini hanyalah untuk mencari ular yang hilang. Ularnya memang bukan ular yang ramah, tapi seekor Kobra.
"Kami harus melakukan segalanya dengan kekuasaan kami untuk menemukan kobra ini," kata Volker Wiebels, juru bicara dewan kota.
Kebijakan yang diambil pemerintah kota itu berawal dari ular yang sangat beracun itu melarikan diri atau tepatnya lolos dari kontainer pada bulan Maret. Petugas pemadam lalu dikerahkan untuk mencarinya. Caranya sederhana. Seluruh blok apartemen disisir –seperti mencari bom. Namuan karena ular adalah hewan yang bisa menyelinap di lubang-lubang, maka mereka memindakan semua perabotan dan mengungsikan para penghuni flat.
Wiebels mengatakan, petugas kemudian menutup semua pintu dan jendela gedung, sehingga ular sepanjang 30 sentimeter atau tak lebih panjang dari penggaris siswa sekolah dasar itu tidak bisa keluar. Mereka memasang perangkap lem dengan daya lengket luar biasa untuk menangkapnya.
Setelah dicari di sana-sini -di berbagai sudut kamar-- akhirnya petugas menemukan ular itu. Petugas juga tidak butuh pawang ular atau menggunakan alat untuk mencegah patokan ular beracun itu. Pasalnya, saat ular ditemukan sudah tergeletak mati di atap apartemen, yang pemiliknya berusia 19 tahun, Kamis (8/4).
Pengerahan petugas dan berbagai upaya yang dilakukan membuat biaya operasi itu menggelembung menjadi sekitar 100,000 euro. Uang dari wajib pajak pada mulanya hanya dianggarkan 40.000 euro, karena ular lolos dianggap membahayakan publik.
Sisanya kekurangannya ditimpakan kepada pemilik ular, yang sedianya ular Kobra itu akan dijual di pameran reptil lokal. Tidak dijelaskan, bagaimana kota ini akan mendapatkan uangnya kembali, karena pemiliknya saat ini menganggur. "Ular mungkin telah berharga murah, tapi sayangnya apa yang terjadi berikutnya adalah tidak," kata Wiebels.
REUTERS| NUR HARYANTO