Semula Abhisit tetap akan berangkat ke Hanoi menghadiri pembukaan konferensi tingkat tinggi negara-negara Asia Tenggara lalu kembali lagi ke Bangkok hari ini. Ia selanjutnya balik lagi ke Hanoi, Jumat, pada pertemuan hari kedua. Namun, skenario itu batal.
Abhisit lebih memilih bertemu pimpinan massa Kaus Merah pendukung Thaksin Sinawatra untuk melanjutkan pembicaraan yang sempat berakhir buntu akhir pekan lalu. Seorang pemimpin Kaus Merah, Weng Tojirakarn, menyatakan pihaknya bersedia berunding dengan pemerintah jika Abhisit mau membicarakan pembubaran parlemen dan pemilu dengan jadwal yang dipercepat. "Jika Abhisit tetap mengajukan dan mengusulkan perundingan lagi, kami terbuka untuk itu, tetapi sebelum hal itu dapat dilakukan ia harus berhenti menganggap kami sebagai musuh," kata Weng.
Weng menyatakan tak akan menghentikan aksi demo bila pemerintah tak mengindahkan keinginan mereka. "Kami tak dapat berdiam diri dan tidak bertindak, ini adalah hak kami," kata Weng.
Abhisit mengumumkan situasi darurat negara di Bangkok dan lima provinsi lainnya setelah melihat massa Kaus Merah menyerbu gedung parlemen kemarin. Ia dan sejumlah pejabat terpaksa diselamatkan dengan menggunakan helikopter.
Keadaan darurat itu memberikan wewenang kepada militer untuk menahan atau membawa orang tanpa perintah pengadilan. Pos-pos pemeriksaan militer dibangun di dekat Bangkok untuk menghentikan para pemerotes memasuki kota berpenduduk 15 juta jiwa itu. Kondisi itu sekaligus meningkatkan risiko konfrontasi di pinggiran kota itu.
Reuters | YR