TEMPO Interaktif, Rio de Janeiro - Banjir dan longsor terberat yang pernah tercatat di Rio menewaskan sedikitnya 100 orang dan meninggalkan banyak lagi tunawisma, kata para pejabat Rabu saat hujan mulai mereda.
Setidaknya 2.000 orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat semburan air yang memenuhi jalan-jalan dan menghempaskan kota terbesar kedua Brasil sehari sebelumnya. Hujan sekitar 11 inci (28 cm) jatuh selama 36 jam.
"Ketika Tuhan mengirim kami hujan sebanyak ini, tidak ada hal yang bisa dilakukan," kata Pedro Souza saat ia mencoba menguras selokan dengan sapu di luar sebuah gedung apartemen di Copacabana.
Jumlah korban tewas diperkirakan meningkat saat pekerja penyelamat mengambil dari berton-ton lumpur, di mana sebagian besar korban tewas terdaftar.
Gubernur Negara Rio de Janeiro Sergio Cabral menyatakan masa berkabung tiga hari, dan anak-anak diliburkan dari sekolah untuk dua hari berturut-turut.
Ketika matahari mulai muncul di sebagian Rio, jalan-jalan yang dipenuhi banjir sekarang dipenuhi dengan lalu lintas saat banyak penduduk kembali bekerja.
Namun demikian Wali Kota Rio Eduardo Paes mendesak orang untuk tinggal di rumah.
"Situasi membaik ... tapi semakin sedikit orang yang berada di jalan-jalan, semakin baik," kata Paes kepada GloboNews TV. "Orang-orang tidak perlu keluar jika mereka tidak perlu."
Kota ini tetap waspada di tengah kekhawatiran hujan lebih besar bisa mengejar tanah yang jenuh dan menyebabkan lebih banyak longsor, kata Paes. Pihak berwenang melaporkan 104 orang terluka dan 65 hilang.
AP | EZ