"Ia (Karzai) rentan terhadap omelan. Ia mudah tersinggung, dan suka bertindak menuruti kata hatinya," kata Galbraith dalam wawancara dengan MSNBC, Rabu (7/4). "Sejumlah orang di dalam istana bilang bahwa ia punya dan begitu menyukai komiditi ekspor paling bernilai di Afganistan (opium-RED)." Komentar Galbraith itu muncul ditengah memanasnya hubungan Amerika Serikat dengan Afganistan.
Ketegangan itu dipicu pernyataan Karzai selepas bertemu Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang melawat ke Kabul. Kepada media asing Presiden Karzai menuding Barat punya andil dalam kecurangan pemilu di negerinya. Menuduh serdadu-serdadu Barat mencampuri urusan domestik negaranya. Terakhir, Karzai mengancam akan bergabung dengan Taliban.
"Kalau asing terus menerus menekan saya," kata Karzai di hadapan sidang parlemen Afganistan,"Lebih baik saya bergabung dengan Taliban." Galbraith, yang dicopot dari posisinya belum lama ini karena gagal dalam menangani kisruh kasus kecurangan pemilu di Afganistan itu, menganggap celotehan Karzai tersebut bukti betapa emosionalnya Sang Presiden. "Dia benar-benar mudah kehilangan kendali," ujar Galbraith.
| ABC | MSNBC | ANDREE PRIYANTO