Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cabai Ini 10 Kali Lipat Lebih Pedas dari Rawit  

image-gnews
Cabai Infitity, hasil persilangan berbagai varietas cabai pedas dunia, memecahkan rekor rasa pedas. Cabai ini sepuluh kali lebih pedas daripada cabai rawit. (Foto: Ananova)
Cabai Infitity, hasil persilangan berbagai varietas cabai pedas dunia, memecahkan rekor rasa pedas. Cabai ini sepuluh kali lebih pedas daripada cabai rawit. (Foto: Ananova)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Petani di Grantham, Inggris, berhasil menyilangkan berbagai varietas cabai dan berhasil membiakkan varietas baru paling pedas di dunia.

Varietas ini mengalahkan kepedasan pemegang rekor lama, cabai Bhut Jolokia dari India, dan 10 kali lipat lebih pedas dari cabai rawit yang dibanggakan Indonesia itu.

Cara mengukur kepedasan cabai, tentu saja, tidak diicipi dengan lidah. Kalau diicipi, anak-anak yang makan cabai varietas baru ini bisa masuk rumah sakit karena minum susupun--cara terbaik menghilangkan pedas--tidak bisa mengobati.

Rasa pedas cabai itu disebabkan oleh zat capsaicin di dalamnya. Semakin tinggi kadar capsaicin, semakin pedas cabai itu. Berdasarkan Skala Scoville, yang mengukur capsaicin itu, cabai rawit memiliki angka sampai 100 ribu.

Nah, Bhut Jolokia, cabai dari India pemegang rekor lama, memiliki angka capsaicin sampai 1,041 juta pada Skala Scoville. Artinya, Bhut Jolokia sudah mencapai kepedasan lebih dari 10 kali lipat cabai dan angka ini tercatat di buku rekor dunia.

Angka ini baru dipecahkan oleh cabai hasil persilangan yang dilakukan oleh Woody Woods, 37, dari Grantham, Inggris. Cabai persilangannya, diberi nama varietas Infinity, mencapai angka 1,067 juta pada Skala Scoville.

Woods sangat senang bisa menghasilkan cabe sangat pedas itu karena ia menyilangkan bukan di wilayah tropis. "Menumbuhkan cabai begitu pedas di iklim kami sangat luar biasa," katanya kepada koran The Sun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cabai memang sangat sensitif terhadap cuaca. Bhut Jolokia dari India, misalnya, tingkat kepedasan dari berbagai wilayah bisa berbeda tergantung iklim.

Seseorang mencoba cabai itu atas permintaan koran The Sun. Akibatnya, ia terus kepedasan. Ia langsung keringatan. Es krim, yang biasanya cukup ampuh, tidak mampu menjinakkan rasa pedas di mulut. Baru setengah jam kemudian rasa pedas itu hilang.

Woods berharap tahun ini mereka sudah bisa menghasilkan benih cabai Infinity dan menjualnya. Jika nanti sudah masuk Indonesia, Tempo menasehati untuk tidak mencoba melalapnya sambil makan tahu goreng atau mendoan. Bisa-bisa Anda malah masuk rumah sakit atau minimal menghabiskan berkotak-kotak es krim.

Peringkat Cabai Terpedas:

Skala Scoville
Jenis Cabai
Varietas
Asal
             
15-16 juta   Capsaicin murni        
5-5,3 juta   Gas air mata        
1,067 juta   Infinity   Persilangan   Inggris
0,85-1,05 juta   Bhut Jolokia   Alami   India
350-580 ribu   Red Savina Habanero   Persilangan   Amerika Serikat
100-350 ribu   Guntur   Alami   India
    Habanero   Alami   Amerika, Meksiko
    Scotch Bonnet   Alami   Karibia, Maladewa
    Datil   Alami   Kuba, Amerika Serikat
    Rocoto   Alami   Amrika Selatan
    Piri-Piri   Alami   Afrika
    Madame Jeanette   Alami   Suriname
50-100 ribu   Cabai Rawit   Alami   Asia Tenggara, India
    Malagueta   Alami   Brasil
    Chiltepin   Alami   Amerika Serikat, Meksiko, Kolumbia
    Peguin   Alami   Amerika Serikat
30-50 ribu   Cayenne   Alami   Guyana Prancis
    Aji   Alami   Peru
    Tabasco   Alami   Amerika Serikat, Meksiko
10-23 ribu   Serrano   Alami   Meksiko
2,5-8 ribu   Cabai Merah   Alami   Indonesia
    Jalapeno   Alami   Seluruh Dunia
500-2.500   Anaheim pepper   Alami   Amerika Serikat
    Poblano Pepper   Alami   Meksiko
    Rocotillo Pepper   Alami   Peru
    Peppadew   Alami   Afrika Selatan
100-500   Pimento   Alami   Filipina
    Peperoncini   Alami   Italia, Yunani
0   Bell   Alami   Meksiko

NURKHOIRI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

9 hari lalu

Warga melihat kondisi bangunan yang terseret banjir lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Sabtu, 6 April 2024. Data Nagari Bukik Batabuah menyebutkan  banjir lahar dingin  yang terjadi pada Jumat (5/4) itu menerjang 17 unit mobil dan sejumlah motor dan 40 rumah, tiga di antaranya rusak berat, serta areal pesawahan dan memutus sementara jalan alternatif mudik Pekanbaru - Padang.   ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.


Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

21 hari lalu

Pemandangan sawah teras siring di Jatipurno Wonogiri. Maps.Google/Novi Ardianto
Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.


Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

23 hari lalu

Presiden RI Jokowi (tengah mimbar) didampingi Menteri Pertanian, Bupati Sigi dan Gubernur Sulawesi Tengah meresmikan rehabilitasi dan rekonstruksi Bendung D.I Gumbasa dengan membunyikan sirene secara bersama-sama. (ANTARA/Moh Salam)
Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.


Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

24 hari lalu

Petani memanen padi di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis 7 Maret 2024. Sekitar 20 hektare lahan pertanian di kawasan itu terdampak banjir akibat tanggul waduk jebol. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

32 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

36 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

45 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.


Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

56 hari lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

Pelaporan ke KPK terkait dugaan korupsi pemotongan dana bantuan hibah pertanian yang berasal dari Dana Aspirasi DPR yang mencapai Rp 2 miliar.


Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

17 Februari 2024

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ATR/BPN Hadi Tjahjanto (keenam kiri) berdialog dengan warga saat menyerahkan sertifikat tanah di Desa Muktisari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 12 Oktober 2023. Sebanyak 405 sertifikat tanah dibagikan kepada warga secara gratis pada proses redistribusi tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) PT Maloya yang telah ditetapkan menjadi Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto menyerahkan 205 sertifikat tanah hasil program Konsolidasi Tanah Non Pertanian.


Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

15 Februari 2024

Pemandangan sawah daerah Rorotan di tengah ibu kota, Jakarta, Rabu, 1 November 2023.  Lahan tersebut merupakan lahan beberapa perusahaan salah satunya yaitu PT. NUSA Kirana. RE dan beberapa lahan milik warga setempat. TEMPO/Magang/Joseph.
Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

Seretnya produksi beras diduga akibat kebijakan regulator yang condong mengutamakan ekstensifikasi lahan pertanian, misalnya food estate.