TEMPO Interaktif, Havana -Presiden Kuba Raul Castro menyebut tekanan internasional atas catatan hak asasi manusia (HAM) di Kuba sebagai serangan kuat yang pernah dihadapi pemerintahan komunis dan bersumpah tidak akan menyerah terhadap “pemerasan” dari aksi para pelaku mogok makan.
Dalam pidato nasional selama 45 menit kemarin, Presiden Kuba mengatakan pemerintah memiliki hak menolak tiap upaya untuk mengguncangnya. “Kami tidak akan menyerah kepada pemerasan dari negara atau kelompok negara mana pun, tak peduli seberapa kuat mereka, apa pun yang terjadi,” kata Castro, yang menggantikan kakaknya, Fidel--awalnya sementara, lalu permanen--setelah operasi usus pada 2006. “Kami akan mempertahankan diri dengan kebenaran dan prinsip-prinsip.”
Baca Juga:
Situasi HAM di Kuba menjadi kian menegang sejak kematian Orlando Zapata Tamayp pada 23 Februari lalu setelah lama melakukan mogok makan di penjara. Pria lainnya, seorang jurnalis lepas oposisi Guillermo, menolak makan dan minum tak lama setelah kematian Zapata Tamayo--meskipun ia membiarkan dirinya mendapat makanan secara teratur via infus di rumah sakit di dekat rumahnya di Santa Clara, Kuba tengah.
Castro tak menyebut nama, tapi jelas merujuk pada keduanya. Dia menyebut “upaya-upaya” Farina disponsori oleh kekuatan di Amerika Serikat dan Eropa untuk mendongkel pemerintah Kuba, dan mereka telah dimuliakan oleh “media Barat”. Dia juga menyebutkan bahwa Farina tak ditahan. “Dia orang yang bebas yang sering menulis kalimat untuk kejahatan.” Castro juga mengatakan bahwa hal itu termasuk serangan dan ancaman membunuh direktur rumah sakit.
Justru Castro meyakinkan bahwa Kuba bakal berbuat apa pun untuk merawat Farina dan bahwa pemerintah negeri kepulauan itu tak ingin dia tewas. Tapi, dia menambahkan, apa pun bisa terjadi jika Farina melanjutkan hobinya “menyiksa diri sendiri”.
Rentetan pernyataan kali ini bukan pidato halus Castro, 78 tahun, yang berbicara pelan dan terpaku pada teks yang sudah disiapkan. Pidato itu dilakukan saat penutupan Kongres Uni Komunis Muda di gedung konvensi di Havana.
Zapata Tamayo dibui sejak 2003 atas beberapa tuduhan, termasuk membangkang. Dia anggota oposisi Kuba pertama hampir empat dekade yang dibui hingga meninggal setelah mogok makan. Castro menyatakan Havana sangat menyesalkan kematian Zapata. Tapi ia membantah tudingan bahwa Zapata telah disiksa. Dia menuduh problem-problem di negaranya akibat embargo perdagangan oleh Washington selama 48 tahun ini.
AP | DWI ARJANTO