Situs berita novayagazeta.ru melaporkan Magovedov dan istrinya langsung mengenali Maryam dari foto mayatnya. “Istri saya melihat ia terakhir kali mengenakan jilbab merah, sama dengan yang kami lihat di foto-foto,” kata guru dari Desa Balakhany, Dagestan, ini.
Namun ia tidak percaya Maryam dapat terlibat jaringan radikal meski mengakui putrinya seorang saleha. Maryam adalah sarjana matematika dan psikologi, lulusan dari Dagestan pedagogical University, pada 2005. Menurut Magomedov, ia kembali ke desanya dan mengajar ilmu komputer di sekolah setempat.
Bom bunuh diri dua dua stasiun kereta bawah tanah itu menewaskan lebih dari 50 orang. Tudingan langsung diarahkan kepada kelompok “Janda Hitam” dari wilayah Kaukasus Utara.
Reuters/Faisal Assegaf