Pada Kamis (1/4) lalu dokter Kusul Prawichpaiboon mengatakan bahwa darah yang diguyurkan di depang gerbang Wisma Pemerintah, markas Partai Demokrat, dan rumah Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva mengandung penyakit. Tudingan itu membuat dokter Weng Tojirakarn, salah seorang pemimpin Kaus Merah meminta pemerintah memeriksa darah yang dikumpulkan para demonstran tersebut.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mahidol Dr. Rajata Rajatanavin membenarkan bahwa salah satu darah yang dijadikan sampel terbukti terinfeksi. "Sampel itu dari sebuah rumah sakit," kata Dr. Rajata. "Seusai standar kerahasiaan, kami tak bisa menyebut siapa pemilik darah itu." Adapun Dewan Kedokteran Thailand mengatakan tak akan menghukum dokter Kusul atas pernyataannya soal darah.
"Ia [Kasul] hanya memberi informasi dan mengingatkan masyarakat," ujar Presiden Dewan Kedokteran Thailand Dr. Somsak Lohlekha. Ia juga tak akan menghukum dokter yang melanggar etika kedokteran dengan membantu mengambil darah para demonstran Kaus Merah. "Kami tak mau terjebak dalam kemelut politik," tutur Dr. Somsak, lagi. "Kami cuma berharap semoga hal ini tak terulang lagi."
THE NATION | ANN | ANDREE PRIYANTO