TEMPO Interaktif, Beijing - Dua pekerja kamar mayat sebuah rumah sakit ditangkap setelah penemuan 21 mayat dalam kantong plastik di sebuah sungai di timur Cina. Delapan mayat yang ditemukan masih mengenakan gelang identifikasi, yang ditelusuri kembali ke Jining Medical College Hospital di Provinsi Shandong.
Sebuah penyelidikan telah menemukan bahwa dari delapan bayi yang teridentifikasi, tiga di antaranya dalam kondisi kritis dan kini dirawat di rumah sakit. Identifikasi dalam gelang itu adalah nama ibu bayi, tanggal lahir, panjang dan berat badan.
Tragisnya, ada bayi yang dimasukkan di kantong limbah berbahaya, sebelum dibuang ke sungai. Pihak setempat mengklaim bahwa beberapa bayi-bayi itu adalah janin yang diaborsi atau bayi yang telah meninggal karena penyakit.
Dalam video rekaman dari penemuan yang juga telah diposting di online, menunjukkan bayi berkisar dari yang baru lahir sampai yang usia beberapa bulan. Sebelumnya, penduduk setempat menemukan mayat-mayat bayi itu mengambang di dekat pantai.
Seorang juru bicara Biro Kesehatan Jining mengatakan kepada kantor berita pemerintah Cina Xinhua, bahwa anggota staf rumah sakit yang terlibat dalam penyelidikan itu telah ditahan.
Sebenarnya aborsi bukan hal yang aneh terjadi di Cina, dengan catatan yang menunjukkan bahwa ada 13 juta bayi diaborsi setiap tahun. Tingginya tingkat aborsi sebagian besar karena kebijakan negara yang hanya mengizinkan satu anak per keluarga di wilayah perkotaan.
Banyak dari janin aborsi adalah perempuan. Ini bagian dari budaya Cina, yang lebih menyukai anak-anak laki-laki dalam keluarga.
AP| SKYNEWS| NUR HARYANTO