Penandatanganan kerjasama ini merupakan bagian dari program Kerja Kedutaan Besar Republik Indonesia di Slovakia yang dipimpian Duta Besar Harsha E. Joesoef. Sebelumnya, Dubes Harsha menggelar perundingan bilateral di ibu kota Bratislava (1 sampai 2 Maret 2010). Hubungan diplomatik Indonesia dimulai sejak Jakarta mengakui kemerdekaan Slovakia, pada 31 Desember 1992.
Hubungan dimulai semenjak Indonesia membuka kedutaan di Bratislava pada 1995. Hubungan bilateral kedua negara kian meningkat sejak presiden Indonesia melawat ke Slovakia pada 2002. Pada 2008, total perdagangan antara Indonesia-Slovakia mencapai US$ 63,3 juta atau naik 11,52% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 56,73 juta.
Baca Juga:
Pada 2009 nilai perdagangan mencapai US$ 73,39 juta, naik sebesar 16% dibandingkan 2008 dengan peningkatan surplus di pihak Indonesia sebesar 243,1%. Ekspor Indonesia ke Slovakia pada 2009 sebesar US$ 64,32 juta dan impor Indonesia sebesar US$ 9,06 juta.
Produk ekspor utama Indonesia ke Slovakia dan impor dari Slovakia ke Indonesia berupa produk-produk pertanian, perikanan, alas kaki, kerajinan tangan, furniture, dan tekstil. , sedangkan untuk komoditas impor Indonesia berkisar pada produk mesin pertanian, persenjataan/militer, bahan-bahan kima, dan farmasi. Pada 2010 Indonesia berminat untuk mengekspor CPO dan komoditi pertanian dan perikanan ke Slovakia.
Sebaliknya Slovakia berminat menamkan modal pada sektor pembangkit energi, alutsista, dan teknologi canggih seperti peranti lunak (software) komputer----Slovakia merupakan tempat lahir ESET perusahaan pembuat antivirus NOD32---ke Indonesia. Kedua negara berharap dengan pembebasan visa itu saling kunjung antara delegasi pemerintah dan pengusaha kedua Negara dalam menjajagi peluang bisnis meningkat.
| ANDREE PRIYANTO